REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Tjahjo Kumolo menyebut adanya upaya gerakan atau pola politik menjebak di balik wacana jabatan presiden tiga periode yang dikemukakan sejumlah tokoh politik. Menurutnya, keinginan jabatan presiden tiga periode sebenarnya diinginkan pihak-pihak tertentu, alih-alih menyasar tudingan ke Presiden Joko Widodo.
"Bisa diartikan pihak-pihak yang sebenarnya ingin (jabatan presiden tiga periode) tapi menukikkan kepada orang lain, apalagi Bapak Presiden Jokowi," kata Tjahjo, saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan singkatnya, Senin (15/3).
Tjahjo berharap gerakan-gerakan semacam itu ditinggalkan dalam manuver politik. Ia meyakini, Presiden Jokowi taat konstitusional dan tidak akan terjebak dalam manuver politik seperti itu.
"Gerakan pola menjebak sebaiknya ditinggalkan dalam manuver politik. Bapak Jokowi saya yakin beliau tidak akan terjebak dengan manuver-manuver murahan tersebut," kata Tjahjo.
Tjahjo juga meminta tokoh-tokoh yang menggulirkan isu jabatan presiden tiga periode sebaiknya fokus untuk konsolidasi internal partainya masing-masing, alih-alih membuat tudingan kepada Pemerintah.
"Tokoh-tokoh politik sebaiknya konsolidasi internal partai nya masing-masing saja, kan tahun depan sudah memasuki tahapan-tahapan pemilihan umum, janganlah jumpalitan politik sendiri yang menuduh ke mana mana," kata Tjahjo.
Baca juga : Warga Terdampak Proyek MNC Lido City Menolak Pindah
Tjahjo yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menegaskan Pemerintah saat ini sedang berkonsentrasi mengatasi pandemi Covid-19 dan juga pemulihan ekonomi nasional. Karena itu, Presiden Joko Widodo bersama jajaran sedang mengkonsolidasikan program vaksinasi dan pemulihan ekonomi nasional.
Tjahjo juga meyakini Presiden Jokowi orang yang taat konstitusional. Untuk itu, ia meminta agar tokoh-tokoh nasional untuk menjadi stabilitas politik di tengah upaya mengatasi pandemi dan pemulihan ekonomi nasional. Apalagi, tahap saat ini sedang dikonsolidasikan demokrasi lima tahunan antara Pilkada, Pileg, Pilpres yang demokratis.
"Sudah tidak pada tempatnya tembakan-tembakan politik tanpa arah yang justru mengacaukan stabilitas politik," kata Tjahjo.