REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Medan Marzuki Alie menanggapi isu upaya intimidasi pada kader di daerah untuk mengakui kepengurusan Demokrat yang diketuai Moeldoko. Marzuki merasa heran atas munculnya isu itu ke publik.
Marzuki tak habis pikir atas mengemukanya tuduhan intimidasi yang dilakukan oknum kepolisian. Ia meminta Demokrat versi Cikeas yang diketuai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan ke publik secara gamblang.
"Tanya saja ke mereka (kubu AHY), kenapa tanya kita juga heran," kata Marzuki pada Republika.co.id, Rabu (10/3).
Marzuki justru menantang balik kubu AHY dan masyarakat umum. Ia berharap publik dapat menilai dengan baik jika meninjau kondisi sebenarnya. "Lihat saja bagaimana situasi di lapangan," ujar mantan ketua DPR RI pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
Marzuki membantah tegas bahwa kubunya terlibat dalam kabar intimidasi itu. Ia malah menduga isu intimidasi muncul karena ketakutan berlebihan kubu AHY. "Ya ngawur itu, baper ketakutan," ucap Marzuki.
Baca juga: Demokrat Kubu Moeldoko Bantah Libatkan Intel Polisi
Sebelumnya, Benny mengungkap aksi intimidasi justru dilakukan oleh pihak kepolisian. Pihak kepolisian, Benny menambahkan, mempertanyakan siapa saja pengurus Demokrat di tiap wilayah.
"Para pengurus Demokrat tingkat kabupaten dan kota kini resah. Mereka diancam intel-intel polres untuk menyerahkan nama-nama pengurus inti partai," kata Benny di laman Twitter resminya @BennyHarmanID.
Benny membeberkan aksi kepolisian di daerah bukan dilakukan serampangan tanpa adanya perintah dari atas. Para pengurus Demokrat di daerah juga dirayu agar mendukung kubu Moeldoko.
"Katanya atas perintah Kapolres. Ada pula yang dibujuk untuk pro pengurus Demokrat hasil KLB jika mau aman," ujar Benny.