Senin 08 Mar 2021 07:00 WIB

Tanam Ulang Dimulai, Petani Belum Terima Bantuan

Biaya yang dikeluarkan untuk tanam ulang sekitar Rp 3,5 juta – Rp 4 juta per hektare.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah buruh tani menyiapkan benih padi untuk tanam ulang pascabanjir.
Foto:

Untuk membiayai tanam ulang, lanjut Tasrip, tak sedikit petani yang terpaksa harus berutang. Bahkan, ada yang berutang kepada rentenir meski dengan bunga yang tinggi.

"Petani inginnya cepat dapat pinjaman supaya bisa segera tanam ulang. Kalau lewat KUR (kredit usaha rakyat) di bank, ada prosedur yang harus ditempuhnya dulu," ujarnya.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Wasman, menjelaskan, tanaman padi yang puso akibat banjir di Kabupaten Cirebon mencapai 3.074 hektare. Tanaman tersebut harus dilakukan penanaman ulang. "Saat ini baru tanam lagi," kata Wasman.

Wasman menyebutkan, lahan yang puso itu tersebar di Kecamatan Arjawinangun, Kaliwedi, Gegesik, Panguragan, Gunung Jati, Suranenggala dan Kapetakan. Dia mengakui, hingga saat ini belum ada bantuan bagi petani yang sawahnya puso akibat banjir.

Tak hanya di Kabupaten Cirebon, kondisi serupa juga dialami petani di Kabupaten Indramayu. Mereka yang tanamannya mengalami puso akibat banjir, kini telah memulai proses tanam ulang.

Hal itu seperti yang terlihat di Kecamatan Kandanghaur. Petani telah mengolah lahan dan menyemai benih.

"Ya ini baru persemaian. Kalau persemaian sudah cukup umur, baru ditanam," kata Ketua kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono kepada Republika.

Persemaian baru akan ditanam setelah berumur sekitar tiga pekan. Dengan demikian, pelaksanaan tanam padi bagi petani di Kecamatan Kandanghaur yang kebanjiran baru akan dilakukan akhir Maret – awal April.

 

Waryono menyebutkan, luas tanaman padi yang terendam banjir di Kecamatan Kandanghaur ada sekitar 2.492 hektare. Dari jumlah itu, tanaman yang puso sekitar 2.030 hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement