Kamis 04 Mar 2021 19:46 WIB

Jambi Targetkan Produksi Ikan 2021 Capai 111 Ribu Ton

DKP Jambi menyebut produksi ikan 2020 mencapai 105.900 ton

Warga menyiapkan pakan di tempat budi daya ikan nila dengan keramba apung Sungai Batanghari, Sungai Duren, Muarojambi, Jambi.  Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan produksi ikan pada 2021 sebanyak 111 ribu ton, baik dari produksi perikanan tangkap, perairan umum dan budidaya.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warga menyiapkan pakan di tempat budi daya ikan nila dengan keramba apung Sungai Batanghari, Sungai Duren, Muarojambi, Jambi. Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan produksi ikan pada 2021 sebanyak 111 ribu ton, baik dari produksi perikanan tangkap, perairan umum dan budidaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan produksi ikan pada 2021 sebanyak 111 ribu ton, baik dari produksi perikanan tangkap, perairan umum dan budidaya.

"Target produksi ikan tahun ini naik dari tahun sebelumnya meskipun tidak sampai satu persen," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi Temawisman di Jambi, Kamis (4/3).

Target tersebut naik dari produksi ikan pada 2020 yang mencapai 105.900 ton. Dan produksi ikan untuk perairan umum seperti produksi ikan di Danau Kerinci, Danau Sipin dan perairan umum lainnya sebanyak 8.400 ton.

Menurut dia, COVID-19 tidak mempengaruhi produksi ikan di Jambi, namun yang cukup terdampak yakni pada sektor pemasaran. Sebelum pandemi COVID-19 permintaan di pasar tradisional di Jambi mencapai 10 sampai 11 ton ikan per hari namun saat ini penjualan di pasar-pasar tradisional tersebut hanya 4 sampai 4,5 ton dalam satu hari.

"Pada sektor pemasaran kita tetap memfasilitasi meski tidak mampu memasarkan secara keseluruhan karena pemasaran yang kita fasilitasi hanya sebatas memenuhi kebutuhan UMKM," kata Temawisman.

Pemasaran produksi ikan yang di fasilitasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi tersebut yakni memenuhi kebutuhan bahan ikan bagi pelaku UMKM yang memproduksi olahan makanan berbahan baku ikan. Seperti UMKM yang memproduksi mpek-mpek, kerupuk ikan dan produk makanan lainnya yang berbahan baku ikan. 

Pelaku UMKM tersebut tidak mampu menampung banyak ikan karena pemasaran produk olahan mereka turut terdampak pandemi COVID-19. Meski demikian pelaku UMKM tersebut masih mampu memproduksi produk olahan ikan untuk memenuhi permintaan supermarket yang ada di daerah itu.

"Dari sektor produksi petani budidaya ikan tidak ada hambatan, hanya dari sektor pemasaran itulah mereka terhambat, harapan kita pandemi COVID-19 cepat berlalu sehingga pemasaran produksi ikan dapat kembali pulih, meski saat ini sudah berangsur pulih," kata Tema Wisman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement