Rabu 03 Mar 2021 06:29 WIB

Kasus Covid-19 Global Naik Lagi Setelah Tujuh Pekan Turun

Padahal WHO sebut infeksi baru Covid-19 telah turun di seluruh dunia selama 6 minggu.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang tenaga kesehatan menjemur sepatu APD usai dicuci di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (2/3/2021). Hingga satu tahun berselang, pada 1 Maret 2021, pemerintah mencatat ada 1.341.314 kasus positif COVID-19 di Indonesia sejak pengumuman kasus pertama. Dari jumlah kasus tersebut, 1.151.915 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh sementara 36.325 orang lainnya meninggal dunia.
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
Seorang tenaga kesehatan menjemur sepatu APD usai dicuci di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (2/3/2021). Hingga satu tahun berselang, pada 1 Maret 2021, pemerintah mencatat ada 1.341.314 kasus positif COVID-19 di Indonesia sejak pengumuman kasus pertama. Dari jumlah kasus tersebut, 1.151.915 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh sementara 36.325 orang lainnya meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren penambahan kasus Covid-19 secara global kembali mengalami kenaikan pada awal Maret 2021 ini, setelah sempat melandai dalam tujuh pekan berurutan. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengutip laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa peningkatan tren kasus terjadi di empat kawasan yakni Amerika, Asia Tenggara, Eropa, dan Mediterania Timur. 

"Hal ini tentunya mengecewakan mengingat baru saja, minggu lalu WHO mengatakan infeksi baru Covid-19 telah turun di seluruh dunia selama enam minggu berturut-turut. Atau pertama kalinya penurunan berkelanjutan seperti ini sejak pandemi dimulai," kata Wiku dalam keterangan pers, Selasa (2/3). 

Baca Juga

Wiku menduga, kembali melonjaknya tren kasus Covid-19 disebabkan melonggarnya kepatuhan disiplin protokol kesehatan di banyak negara. Hal ini, ujarnya, disebabkan banyak masyarakat dunia terlena dengan kedatangan vaksin Covid-19. Sayangnya, laju penyuntikan vaksin tidak sebanding dengan laju penularan Covid-19. 

"Sehingga kelalaian dalam menerapkan protokol kesehatan sangat berpotensi untuk menyebabkan peningkatan penularan di tengah penduduk. Apabila terus dibiarkan, kenaikan kasus akan semakin masif dan semakin berpotensi untuk memakan banyak korban jiwa," kata Wiku. 

Berkaca dari fenomena yang terjadi di level dunia ini, Wiku sekali lagi mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak menjadikan vaksinasi sebagai solusi mutlak dalam penanganan pandemi. "Vaksin akan membantu menyelamatkan nyawa. Tetapi jika kita hanya mengandalkan vaksin maka kita membuat kesalahan," kata Wiku. 

Linear dengan vaksinasi, masyarakat tetap diminta mematuhi protokol kesehatan. Justru penerapan protokol kesehatan lah yang sejak awal pandemi digadang-gadang menjadi solusi paling ampuh dalam penanganan Covid-19. 

"Disiplin protokol kesehatan sebagai bagian dari perubahan perilaku di masa pandemi ini jug harus semakin kita galakkan mengingat telah ditemukannya kasus mutasi baru covid-19 dari Inggris," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement