Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, masalah terkait pandemi Covid-19 mungkin tidak akan berakhir tahun ini. Hal tersebut diungkapkan direktur layanan darurat WHO, Michael Ryan yang mengatakan, meski penyebaran wabah melambat di beberapa negara karena program vaksinasi serta aturan pembatasan tetapi ini bersifat ‘prematur’.
“Jika vaksin mulai berdampak tidak hanya pada kematian dan tidak hanya pada rawat inap, tetapi memiliki dampak signifikan terhadap dinamika penularan dan risiko penularan, maka saya yakin kami akan mempercepat pengendalian pandemi ini,” ujar Ryan dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, dilansir The Guardian, Selasa (2/3).
Jumlah kasus Covid-19 terbaru secara global tercatat mengalami kenaikan pada pekan lalu. Ini adalah peningkatan pertama setelah hampir dua bulan berada di angka yang stabil.
Kasus Covid-19 dilaporkan meningkat di empat dari enam wilayah, yaitu Amerika, Eropa, Asia Tenggara, dan Mediterania Timur. Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan hal ini mengecewakan, namun menurutnya adalah sesuatu yang tidak mengherankan.
In Picture: Total Kasus Kematian Covid-19 Satu Tahun Capai 36 Ribu Jiwa
“Kami sedang berupaya untuk lebih memahami peningkatan transmisi ini. Beberapa di antaranya tampaknya disebabkan oleh pelonggaran tindakan kesehatan masyarakat, sirkulasi varian yang berkelanjutan, dan orang-orang yang lengah,” jelas Ghebreyesus.
Pada Senin (1/3), angka kematian akibat Covid-19 di dunia menembus 2,5 juta jiwa. Sementara itu, jumlah kasus bergerak menuju 115 juta.
Mengutip data yang dihimpun Universitas John Hopkins, saat ini jumlah kematian akibat Covid-19 secara global adalah 2.530.014 jiwa. Sedangkan total kasus yang telah tercatat adalah 114.037.377.
Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia. Negeri Paman Sam tercatat memiliki 28,6 juta kasus dengan korban meninggal lebih dari 513 ribu jiwa.
Empat negara yang masuk lima besar dalam jumlah kematian setelah AS adalah Brasil (254.942 jiwa), Meksiko (185.257 jiwa), India (157.051 jiwa), dan Inggris (123.083). Sementara dalam jumlah kasus, empat negara yang masuk dalam lima besar setelah AS yakni India (11 juta kasus), Brasil (10,5 juta kasus), Rusia (4,19 juta kasus), dan Inggris (4,18 juta kasus).