REPUBLIKA.CO.ID, oleh Puti Almas, Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri, Rizky Jaramaya, Kamran Dikrama
Varian baru dari virus corona jenis baru (Covid-19) diyakini bisa menjadi ancaman nyata bagi program vaksinasi yang tengah berjalan di beberapa negara di dunia. Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), Rochelle Walensky menyatakan hal tersebut, Selasa (2/3).
Menurut Walensky, ada sekitar 70 ribu kasus baru setiap harinya dan terdapat hampir 2.000 kematian per hari dalam periode yang sama. Ia mengatakan, pada tingkat kasus ini, dengan varian baru Covid-19 yang terus menyebar, maka kemajuan vaksinasi yang telah diperoleh sejauh ini terganggu.
“Varian ini adalah ancaman yang sangat nyata bagi warga AS dan kemajuan vaksinasi,” ujar Walensky, dilansir RNZ, Selasa (2/3).
Ada banyak versi atau varian berbeda dari Covid-19 yang berbeda. Namun, para ahli kesehatan sejauh ini mengkhawatirkan beberapa diantaranya, seperti varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
Varian baru Covid-19 yang ditemukan di tiga negara tersebut diyakini lebih menular. CDC memperkirakan varian B117 yang sangat menular yang pertama kali ditemukan di Inggris akan menjadi strain dominan di AS pada bulan ini.
Varian B117 juga telah terkonfirmasi ditemukan di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, Selasa (2/3), mengonfirmasi bahwa sedikitnya dua kasus terkonfirmasi B117 terjadi di Indonesia hingga Selasa (2/3).
"Ada berita yang saya terima bahwa tepat setahun refleksi Covid-19 hari ini, kalau setahun lalu menemukan kasus 01 dan 02 Covid-19 dan tadi saya mendapatkan informasi menemukan mutasi B117 dari Inggris di Indonesia. Ini fresh from the oven, tadi malam ditemukan dua kasus," ujarnya saat mengisi konferensi virtuql acara Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca-pandemi, yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenristek/BRIN, Selasa (2/3).
Dante menambahkan, dari 462 spesimen atau sampel dari seluruh wilayah Indonesia yang telah dicek dalam beberapa bulan ini kemudian ditemukan dua kasus ini. Ia mengakui, ditemukannya varian baru virus corona di Indonesia artinya Indonesia menghadapi pandemi ini dengan tingkat kesulitan semakin berat.
"Tantangan baru ke depan harus lebih mengembangkan supaya proses riset lebih cepat, penanganan lebih baik, dan studi epidemiologis secara analitik karena proses mutasi ada di sekitat kita," ujarnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengaku belum mengetahui pasti masuknya varian baru virus ini.
"Ini masih aku tanyakan kepada unit terkait," ujarnya saat dihubungi Republika.
Berdasarkan data Satgas, Pada Selasa (2/3) dilaporkan ada 5.712 kasus baru. Sudah empat hari terakhir, penambahan kasus baru tidak pernah tembus angka 7.000 orang dalam sehari. Bahkan pada Ahad (28/2) lalu tercatat penambahan kasus sebanyak 5.560 orang, terendah sejak akhir Desember 2020.
Meski kapasitas testing belum sepenuhnya pulih, namun tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian juga dilaporkan menurun. Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan angka positivity rate sebesar 19,04 persen pada hari ini.
Namun sayangnya, angka kematian pada minggu ini naik drastis dan pekan sebelumnya. Angka peningkatan kasus kematian bahkan mencapai sebesar 74,8 persen.
“Ini adalah peningkatan yang sangat tajam mengingat dalam beberapa minggu terakhir terjadi penurunan kematian,” kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, Selasa (2/3).
Selanjutnya, Satgas juga mencatat angka kasus kesembuhan yang mengalami penurunan pada minggu ini dibandingkan minggu sebelumnya. Penurunan kasus kesembuhan yakni sebesar 1,8 persen.
“Meskipun begitu, saya ingin mengapresiasi lima provinsi yang masih mencatatkan angka kesembuhan yang tinggi yaitu Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur,” kata Wiku.