REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Fauziah Mursid, Dessy Suciati Saputri, Febrianto Adi Saputro
Hari ini, setahun tepat, setelah kasus 01 Covid-19 muncul Indonesia masih berkutat dengan upaya mengendalikan pandemi. Namun setidaknya setahun berselang angka kasus positif Covid-19 dalam tren penurunan.
Pada Selasa (2/3) ini dilaporkan ada 5.712 kasus baru. Sudah empat hari terakhir, penambahan kasus baru tidak pernah tembus angka 7.000 orang dalam sehari. Bahkan pada Ahad (28/2) lalu tercatat penambahan kasus sebanyak 5.560 orang, terendah sejak akhir Desember 2020.
Meski kapasitas testing belum sepenuhnya pulih, namun tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian juga dilaporkan menurun. Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan angka positivity rate sebesar 19,04 persen pada hari ini.
Dari penambahan kasus hari ini, Jawa Barat kembali menyumbang angka tertinggi yakni 1.654 orang. Posisi kedua ditempati Jawa Tengah dengan 984 kasus baru. Menyusul kemudian, DKI Jakarta dengan 578 kasus, Jawa Timur dengan 412 kasus, dan Kalimantan Timur dengan 412 kasus.
Selain itu, tingkat kesembuhan juga membaik. Pada hari ini tercatat ada 8.948 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sehingga total pasien sembuh mencapai 1.160.863 orang.
Sementara angka kematian juga bertambah, yakni sebanyak 193 orang meninggal dunia akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Sehingga jumlah kumulatif pasien yang meninggal dengan status positif Covid-19 mencapai 36.518 orang.
Secara umum, memang terlihat ada perbaikan dalam pengendalian Covid-19. Hal ini terlihat dari konsistensi penurunan jumlah kasus aktif. Pada hari ini jumlahnya berkurang 3.429 orang, menjadi 149.645 kasus aktif Covid-19 di Tanah Air. Angka ini jauh menurun dibanding awal Februari lalu, sebanyak 175.000 kasus aktif.
Sementara untuk perkembangan vaksinasi, per hari ini tecatat ada 1,93 juta orang yang sudah mendapat suntikan dosis pertama vaksin Covid-19. Pemerintah menargetkan ada 182 juta penduduk Indonesia yang perlu divaksin sebelum akhir tahun 2021.
Upaya untuk mengendalikan pandemi terus dilakukan dalam berbagai lini. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menilai stigma masyarakat tentang Covid-19 masih menjadi kendala yang dihadapi.
Dante mengatakan, stigma masyarakat ini menjadi sangat penting karena berpengaruh dalam proses tracing maupun testing yang dilakukan Pemerintah. Sebab, stigma membuat orang menjadi takut atau menjadi merasa dikucilkan ketika dia didiagnosis sebagai Covid-19.
"Jadi akhirnya mereka akan akan mencoba untuk bersembunyi, kemudian menolak untuk ditesting, kemudian menolak untuk dilakukan tracing dan sebagainya, itu adalah suatu kendala besar yang harus dihadapi saat ini," kata Dante dalam dialog 'Ibu Pertiwi di Sewarsa Pandemi' yang disiarkan secara daring, Selasa (2/3).
Dante mengungkapkan stigma ini juga yang masih dirasakan petugas kesehatan di lapangan ketika akan melakukan tracing maupun mengetes masyarakat dari klaster tertentu. Padahal, saat ini Dante menyebut, Pemerintah sedang berupaya memperkuat proses tracing di tingkat Puskesmas dengan mengerahkan semua elemen yang ada di Puskesmas.
Seperti para kader Puskesmas, para Babinsa dan para Babinkamtibmas. "Tetapi yang menjadi kendala dalam proses tracing atau pencarian kasus baru, yang sebelumnya tidak terdeteksi itu adalah stigma masyarakat," kata Dante.
Meskipun, Dante mengakui stigma masyarakat tentang Covid-19 telah banyak berkurang dan bergeser jika dibandingkan pada awal awal pandemi lalu. Sebab, kata Dante, beberapa masyarakat akhirnya sadar untuk mengatasi pandemi Covid-19 butuh kebersamaan semua masyarakat dan Pemerintah.
Ia mengungkapkan, pergeseran stigma antara lain masyarakat sudah sadar jika mendiagnosis lebih dini itu akan mencegah kematian akibat Covid-19. Karena biasanya kematian itu timbul apabila sudah masuk ke stadium lebih lanjut baru dibawa ke rumah sakit.
"Kesadaran kesadaran itu sudah mulai bergeser sampai sekarang dibandingkan dengan awal-awal dulu tapi mudah-mudahan makin lagi bergeser masyarakat berperan serta untuk melakukan gerakan tracing dan testing ini lebih lebih agresif," kata Dante.
Dalam kesempatan itu, Dante juga menyampaikan rasa duka cita mendalam kepada para korban yang wafat karena pandemi Covid-19. Hingga di satu tahun sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan pada 2 Maret 2020, telah ada 1,3 juta penduduk Indonesia terpapar dan 36.525 orang diantaranya meninggal dunia.