Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menginginkan strategi 3T, yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) digencarkan pemerintah daerah (pemda). Penggencaran 3T sebagai upaya mengurangi laju penularan wabah Covid-19.
"Target operasinya atau tujuannya cuma satu, bagimana laju penularan Covid-19 bisa dikurangi, dan untuk bisa mengurangi laju penularan itu strateginya satu yaitu 3T, testing, tracing, dan treatment," kata Menkes Budi Gunadi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (1/3).
Hal itu disampaikan Menkes dalam kunjungan kerja di Puskesmas Bambanglipuro Bantul dalam rangka penguatan Puskesmas dalam akselerasi testing, tracing, dan treatment, dengan dukungan keterpaduan tenaga kesehatan, TNI/Polri dan pemberdayaan masyarakat.
"Dan itu artinya kita cari siapa yang kena (positif Covid-19), begitu kena dia harus cepat-cepat diindentifikasi, kalau ketemu (positif) dia harus isolasi, supaya tidak menular, karena tujuannya itu mengurangi laju penularan," katanya.
Dengan demikian, menurut Menkes, orang yang konfirmasi terpapar corona langsung dapat diobati dan tidak menulari lain. Karena, jangan sampai ketika ada kasus positif terlambat diketemukan dan menulari orang lain dengan jumlah lebih banyak.
"Kalau ada satu orang yang kena, jangan sampai dia menular kedua orang atau lima orang, atau 10 orang, itu yang bahaya. Kalau bisa dari satu orang kena, dia nulari satu orang saja, lebih bagus lagi kalau dari dua orang yang kena nularinya hanya satu, dan itu pasti turun kasusnya," katanya.
In Picture: Angka Kematian Covid-19 di Jakarta Turun 0,14 Persen
Ihwal penggecaran 3T, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 mengakui masih terjadi perdebatan antarkementerian. Ketua Subbidang Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19/Koordinator Tim Supervisi PPKM Mikro Koesmedi Priharto mengakui, implementasi 3T bersamaan dengan pemberlakuan PPKM Mikro tidaklah mudah.
"Setelah menjalani, kami tahu ada beberapa permasalahan dan kami berkesimpulan diperlukan pemberdayaan masyarakat karena kami menyadari bahwa kesehatan tidak mampu menyelesaikan semuanya sendiri," ujarnya saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema "Perkembangan PPKM Mikro dan Pelepasan Tim Supervisi Tujuh Provinsi", Ahad (28/2) sore.
Artinya, dia melanjutkan, butuh budaya gotong royong untuk bersama-sama menuntaskan Covid-19. Oleh karena itu, dia melanjutkan, Satgas Penanganan Covid-19 berkoordinasi dengan banyak kementerian, TNI/polri dan masyarakat, baik di desa atau perkampungan untuk melaksanakan 3T.
Kemudian banyak kementerian bergerak untuk membuat model mengenai masalah ini. Harapannya bisa menjadi sebuah model untuk menghadapi Covid-19.
"Tetapi ketika dilakukan koordinasi di tingkat meja atau gedung ternyata banyak hal tidak ketemu, banyak perdebatan," ujarnya.
Oleh karena itu, dia melanjutkan, Kepala Satgas Doni Monardo menginstruksikan jajarannya turun ke lapangan dan berkoordinasi di lapangan. Koordinasi dilakukan antara Satgas dengan Babinsa, Babinkamtibmas, Lurah, RT, RW.
Pihaknya juga mengajak Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes), Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), persatuan epidemiologi, Litbangkes, bidang perubahan perilaku untuk membuat permodelan 3T di lapangan. Kemudian, permodelan ini akan disebarkan kepada semua masyarakat.