REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia telah mengamankan sejumlah merek vaksinasi Covid-19 untuk disuntikkan pada 181,5 juta jiwa manusia. Vaksin tersebut di antaranya dari Sinovac, vaksin gratis konsorsium Organisasi Kesehatan Dunia PBB WHO yaitu GAVI/Covax, dan Astra Zeneca. Indonesia juga tengah bernegosiasi untuk mendatangkan 50 juta dosis Vaksin Pfizer.
Jubir Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, Indonesia telah mendatangkan 3 juta dosis vaksin Sinovac dari China pada Desember 2020 lalu. "Kemudian, Indonesia kembali mendatangkan 25 juta dosis bulk Vaksin Sinovac yang telah diolah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin Bio Farma, sebanyak 7 juta dosis di antaranya sedang didistribusikan dan 11 juta dosis kembali didistribusikan pada pekan kedua Maret," katanya saat dihubungi Republika, Senin (1/3).
Tak hanya itu, dia menambahkan, sebanyak 4 juta dosis dari Gavi/Covax kembali datang di bulan ini. Kendati demikian, ia belum tahu persis jadwal kedatangan vaksin Covax.
Kemudian, dia melanjutkan, Indonesia kembali mendapatkan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis yang diperkirakan pada Juni 2021 mendatang. Tak hanya itu, dia melanjutkan, kini Indonesia juga tengah lobi-lobi pembelian vaksin Covid-19 produksi Pfizer sebanyak 50 juta dosis yang diperkirakan tiba di kuartal ketiga 2021 hingga kuartal pertama 2022.
"Namun, (vaksin Pfizer) ini masih negosiasi," katanya.
Ia menambahkan, Bio Farma masih melakukan rundingan dan diplomasi untuk mendatangkan vaksin ini. Terkait kedatangan vaksin, Nadia mengaku bahwa pihak Bio Farma masih melakukan negosiasi.
Sehingga, terkait kepastian mendapatkan vaksin Pfizer, ia meminta dikonfirmasi pada pihak Bio Farma. "Ini tanya ke jubir Bio Farma kalau terkait kedatangan vaksin ya," ujarnya.