REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Kustini Purnomo, membuka pelaksanaan program vaksinasi tahap kedua untuk pelayan publik. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, untuk vaksinasi tahap kedua ini dilaksanakan dengan dua gelombang.
Gelombang pertama diperuntukkan kepada ASN, TNI, Polri, petugas transportasi, tenaga kependidikan, Petugas Pariwisata, Pegawai BUMN, Pegawai BUMD, Pejabat Perangkat Daerah dan pelayan publik lain. Termasuk, wartawan yang bertugas di Sleman.
Sedangkan, gelombang kedua diperuntukkan kepada warga lanjut usia dengan kategori usia di atas 59 tahun. Joko menuturkan, pendaftaran untuk gelombang pertama dibuka sampai 28 Februari 2021, dan untuk lansia pendaftaran mulai dibuka 1 Maret 2021.
Pemkab Sleman telah pula meluncurkan program vaksinasi tahap pertama pada 14 Januari 2021 di Puskesmas Ngemplak II. Menyasar kepada tenaga kesehatan yang diawali oleh 10 orang sebagai vaksin pionir di Kabupaten Sleman dengan capaian sebesar 118,3 persen.
Joko mengungkapkan, pada vaksinasi tahap kedua ditargetkan 40.000 penerima vaksin, dengan jumlah pendaftar kini mencapai 35 ribu orang. Sementara, stok untuk vaksin tahap kedua akan dipakai juga untuk tenaga kesehatan yang belum menerima vaksin.
"Jadi, sambil berjalan tahapan kedua, kita juga selesaikan vaksinasi bagi tenaga kesehatan tambahan," kata Joko di RSUD Sleman, Sabtu (27/2).
Dalam peluncuran vaksinasi tahap kedua, ada sekitar 130 penerima vaksin yang diawali Bupati Sleman, Kustini Purnomo dan Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa. Jadwal pertama sekitar 40 orang, kedua 40 orang dan terakhir DPRD 48 orang.
Pada kesempatan itu, Bupati Sleman, Kustini Purnomo menekankan, Pemkab Sleman sangat mendukung adanya program vaksinasi tersebut. Terlebih, mengingat vaksinasi covid-19 menjadi bagian penting dalam rangka penanganan pandemi yang masih melanda saat ini.
Kustini turut mengajak masyarakat untuk tidak takut melakukan vaksin covid-19. Ia mendorong kontribusi dan peran aktif elemen masyarakat dan pemerintah dalam edukasi dan komunikasi ke masyarakat untuk meningkatkan pemahaman pentingnya vaksinasi.
"Meskipun sudah ada vaksin, saya harapkan masyarakat tetap waspada dan senantiasa melaksanakan Cita Mas Jajar, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Dengan pemberian vaksin tidak lantas kita bebas dan tidak mengindahkan protokol kesehatan," kata Kustini.