REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sejak pagi, Rumah Sakit Umum Daerah dr Mohamad Soewandhie Surabaya, terlihat ramai pengunjung. Sebagian besar yang datang adalah warga lanjut usia (lansia).
Sementara sebagian kecilnya adalah jurnalis yang biasa melaksanakan peliputan di lingkungan Pemkot Surabaya. Kedatangan mereka tiada lain untuk menjalani suntik vaksin Covid-19.
Begitu menginjakkan kaki di gedung rumah sakit milik Pemkot Surabaya itu, mereka langsung disambut petugas keamanan yang melakukan pengukuran suhu tubuh. Jika suhu tubuh terbilang aman, atau berada di bawah 37 drajat selsius, pengunjung akan langsung diarahkan mengambil dan mengisi formulir pernyataan kesiapan di suntik vaksin.
Selain itu, pengunjung juga diharuskan mengisi formulir skrining. Di sana ada beberapa pertanyaan yang harus diisi. Seperti pertanyaan terkait riwayat penyakit yang pernah diidap. Ada juga pertanyaan terkait kemungkinan pernah kontak erat dengan orang yang positif Covid-19 dalam waktu dekat.
Setelah diisi, dua lembar formulir tersebut diserahkan kepada petugas lainnya dengan mencantumkan fotocopy KTP. Selanjutnya tinggal menunggu panggilan selanjutnya.
Rata-rata waktu menunggu sekitar satu jam setelah menyerahkan formulir yang telah diisi. Ketika dipanggil, sasaran vaksin akan diarahkan ke meja satu.
Baca juga : Pangkas Cuti Bersama, Luhut: Kita tak Mau Libur Panjang Lagi
Di meja satu, pengunjung akan diberi beberapa lembar kertas yang akan diisi di meja selanjutnya. Selanjutnya diarahkan ke meja dua. Di sana, sasaran vaksin akan dilakukan pengecekkan tensi dan gula darah.
Hasilnya dituangkan dalam kertas yang dibawa dari meja satu. Ketika tensi dan gula darah tinggi, sasaran vaksin diminta menunggu terlebih dahulu, hingga hasilnya normal.
Jika tensi dan gula darah dinyatakan normal, tujuan selanjutnya adalah meja tiga. Di meja tiga inilah proses penyuntikan vaksin dilakukan. Penyuntikan tidak berlangsung lama. Bahkan tidak sampai lima detik. Petugas biasanya mengingatkan penerima vaksin terlebih dahulu supaya lebih santai, agar tidak merasakan sakit saat disuntik.
Setelah proses penyuntikkan vaksin selesai, penerima vaksin selanjutnya diarahkan ke meja empat, untuk menyerahkan lembar kertas yang diisi petugas di meja dua dan meja tiga. Kemudian, penerima vaksin akan diminta menunggu sambil petugas di meja empat menyelesaikan surat pengantar untuk proses penyuntikkan vaksin dosis kedua.
Setelah menunggu kurang lebih 20 menit, surat pengantar itu pun sudah bisa diterima. Di sana tercantum waktu dimana penerima vaksin harus kembali untuk menjalani penyuntikan dosis kedua. Tercantum juga nama dokter beserta kontak yang bisa dihubungi, ketika penerima vaksin merasakan gejala tidak biasa setelah disuntik vaksin.
Baca juga : Pejabat PPK Kemensos Terima Suap di Hotel dan Tempat Karaoke
Sempat ada kekhawatiran timbulnya gejala-gejala ikutan yang timbul setelah disuntik vaksin atau istilah medisnya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Mengingat sebagian penerima vaksin ada yang merasakan lelah, hingga kantuk luar biasa setelah disuntik vaksin Covid-19.
Namun ternyata, hingga sekitar tiga jam setelah disuntik vaksin, tidak ada gejala berarti yang dirasakan. Hanya merasakan sedikit nyeri di lengan kiri, tepatnya di titik penyuntikkan vaksin.