REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) HM Nurdin Abdullah membuktikan jika ia tidak ada masalah dengan Wali Kota Makassar terpilih Moh Ramdhan Pomanto. Nurdin menerima kunjungan dan silaturahim Ramdhan di kantor Gubernur Sulsel di Kota Makassar, Rabu (24/2).
Nurdin menilai, pertemuan tersebut memiliki makna hubungan yang terjalin antara gubernur dan wali kota Makassar terpilih selama ini tetap harmonis. "Saya kira hari ini kita patut bersyukur bahwa sudah terjawab kepada masyarakat. Bahwa gubernur dengan wali kota terpilih itu tidak ada masalah," ucap-nya, Rabu.
Menurut Nurdin, sosok Danny, panggilan akrab, Ramdhan Pomanto telah banyak memberikan kontribusi di Sulsel, termasuk merancang pembangunan di kabupaten/kota lainnya. Harapan dan titipan diberikan ke pada Danny untuk membangun Kota Makassar.
"Karena Makassar ini adalah etalase Sulsel bahkan Indonesia Timur. Pemerintah Provinsi (Sulsel) siap untuk bersinergi, tentu tanggung jawab kita bersama Kota Makassar ini," tutur Nurdin.
Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar, kata Nurdin, siap membangun team work yang kuat untuk terus mendorong percepatan pembangunan di Kota Makassar dan wilayah lainnya. Pertemuan awal ini sebagai tanda kolaborasi yang baik ke depan. Serta sebagai momen yang tepat untuk bertemu menjelang pelantikan.
"Kita bicara dari hati ke hati. Apa yang bisa kita support tentu kita juga harus mendengar dari wali kota terpilih maupun dari ibu wali kota," ujar Nurdin.
Wali Kota Makassar terpilih, Danny mengaku, meminta izin dan dukungan dari gubernur. Demikian juga laporan program yang akan dijalankan, termasuk memperkuat program yang sudah ada, seperti penanganan Covid-19.
"Saya kira dengan Pak Gub, bukan orang baru saling kenal. Saya sudah kenal sejak lama. Jadi saya kira tidak terlalu sulit untuk diwujudkan. Apalagi ada sosok perempuan. Jadi lengkap kami," tuturnya.
Kabar soal hubungan Nurdin atau dalam hal ini Penjabat Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin yang ditunjuk Gubernur, dengan Danny memang sempat mencuat beberapa waktu lalu. Di antaranya, keduanya sulit bertemu dan koordinasi mengenai sejumlah hal, mulai pengumpulan ASN, pembentukan tim transisi hingga yang terbaru mengenai lelang jabatan di lingkup Pemkot Makassar.