Senin 22 Feb 2021 16:04 WIB

Harga Cabai Rawit di Jatim Tembus Rp 100 Ribu per Kg

Harga cabai terus merangkak naik sejak awal 2021.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang cabai melayani pembeli (ilustrasi). Harga cabai rawit di Jawa Timur mulai merangkak naik.
Foto:

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Hadi Sulistyo mengatakan, kenaikan ini karena adanya kecenderungan mundurnya musim tanam. Kondisi La Nina dan curah hujan cukup tinggi juga turut mempengaruhi musim tanam. 

"Secara periodik memang luas tanaman cabai di Bulan Januari relatif rendah, dan baru akan mengalami musim puncak panen di April hingga Mei," kata Hadi. 

Hadi menyebut, produksi cabai rawit tahun 2020 mencapai 612.978 ton dari luas panen 58.563 hektar. Sebenarnya menurut kebutuhan konsumsi yang hanya 67.008 ton per tahun. Artinya masih surplus 545.970 ton yang biasanya dipakai untuk mencukupi kebutuhan daerah lain. 

Adapun, produksi cabai rawit tahun 2021, hitungan Hadi asumsinya sebanyak 326.470 ton. "Potensi luas panen komoditi cabai rawit pada semester I (Januari-Juni) sebesar 22.853 hektar dengan produksi sebesar 286.923 ton. Kemudian potensi luas panen komoditi cabai rawit pada semester II (Juli-Desember) sebesar 39.547 hektar," kata dia.

Hadi mengatakan, ada beberapa penyebab kemungkinan terganggunya produksi cabai. Di antaranya dampak La Nina berupa bencana hidrometeorologi banjir yang berpotensi mengancam sektor pertanian. 

Selain itu juga kewaspadaan terjadinya peningkatan serangan Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT). Mengingat musim hujan memiliki kelembaban tinggi yang optimal untuk pertumbuhan OPT. Lalu juga peningkatan monitoring perkembangan cuaca/ iklim melalui koordinasi dengan BMKG.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement