Rabu 17 Feb 2021 09:04 WIB

Longsor dan Banjir 'Hantui' Kota Bekasi Selama Musim Hujan

Setelah tanggul kali roboh, kini terjadi longsor di turap Rawa Tembaga.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Bilal Ramadhan
Longsor di Kali Bekasi.
Foto: Republika/Kabul Astuti
Longsor di Kali Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Memasuki puncak musim hujan, beberapa wilayah Kota Bekasi tak hanya dihantui banjir tetapi juga longsor. Selang satu hari setelah tanggul Kali Bekasi di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) roboh, pada Selasa (16/2) terjadi longsor turap Rawa Tembaga di area wisata Kuliner Bekasi Selatan.

Kepala Seksi Darlog BPBD Kota Bekasi, Wiratma mengatakan penyebab longsor tersebut akibat hujan deras yang terjadi pada Senin, (15/2) dini hari, yang mengguyur Kota Bekasi. Longsor mengakibatkan enam stand warung dan tiga pohon tumbang masuk ke kali Rawa Tembaga.

"Kejadian longsor terjadi sekitar pukul 02.00 WIB akibat hujan turun lebat. Kita mendapatkan informasi warga kemudian langsung turun menuju lokasi dan kini sedang dalam penanganan petugas," kata Wiratma kepada wartawan, Selasa (16/2).

Selain longsoran material stand warung dan pohon, belum dilaporkan adanya korban akibat bencana longsor ini. Sementara itu, Kepala Dinas DBMSDA Kota Bekasi, Arief Maulana mengatakan longsor turap Rawa Tembaga dengan panjang longsoran sekitar 32 meter dan kedalaman 5,5 meter.

Pihaknya telah melakukan tinjauan lapangan dan diskusi yang dihadiri Asda II, Kepala DBMSDA, Bidang SDA, Bidang Prasarana PJU dan Taman, UPTD Alat Berat, dan BPBD Kota Bekasi.

Untuk menangani lonsor Kali Rawa Tembaga, ia juga telah melakukan langkah tindak lanjut dengan menurunkan personil untuk evakuasi bangunan dan pohon tumbang. Dalam laporannya, longsor turap disebabkan beberapa faktor, pertama kontruksi turap sudah berusia 20 tahun sehingga kekuatan kontruksi sudah tidak optimal.

Lalu curah hujan tinggi sejak awal 2021, terutama pada tanggal 21, 24 Januari dan 8 Februari. “Di lokasi turap Rawa Tembaga juga terdapat vegetasi pohon besar yang berada di badan konstruksi sehingga ketika pohon tertiup angin kencang dan akar pohon tidak kuat mengikat struktur tanah, maka pergerakan tersebut memengaruhi stabilitas turap,” ujar dia.

Dia mengatakan, air buangan kawasan kuliner Center Point langsung dialirkan ke badan Kali Rawa Tembaga sehingga stabilitas tanah di bantara kalo terganggu.

Sementara itu, tanggul Kali Bekasi yang berada di Perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi roboh sepanjang 60 meter dan turun hampir dua meter. Hal ini tentu membahayakan warga di daerah aliran sungai itu.

Pada posisi normal, kemiringan tanggul hanya sampai setengah meter saja. Apabila tanggul turun turun atau rebah maka kemampuan kapasitas menampung air menjadi lebih kecil. Pondok Gede Permai merupakan wilayah yang kerap dilanda banjir kiriman.

Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono, menuturkan, penyebab robohnya tanggul tidak terjadi dalam waktu sekejap. Jika dilihat dari kondisinya, sudah ada borepile atau pondasi yang dipasang sejak 2010 lalu. Di antara borepile sudah dibuat penahan, sebab dua bulan lalu sudah mulai miring.

Namun, kondisi pondasi penahan ikut terkikis juga lantaran tergerus oleh air yang ada di bawah tanggul. “Karena ada gerusan air yang ada di bawah sehingga tanggul ini tidak kuat menahan tanahnya turun,” tutur dia, Senin (15/2) lalu.

Sementara ini, lanjut dia, pemkot akan membuatkan tanggul baru dengan metode yang berbeda dari sebelumnya. “Nanti alat berat sudah mulai turun. Sudah mulai melakukan persiapan. Secepat mungkin akan kami lakukan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement