2. Sikap Forum Pesantren Alumni Gontor Soal Din Syamsuddin
JAKARTA -- Ketua Umum Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) KH Zulkifli Muhadli menyebut tuduhan radikal kepada Din Syamsuddin merupakan pembodohan kepada publik. Ia menyebut Din merupakan tokoh Islam internasional yang sering menyuarakan moderasi Islam hingga di tingkat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Zulkifli mengaku telah mengenal sosok Din Syamsuddin sejak tahun 1971, ketika keduanya sama-sama sebagai santri Gontor. "Ia seorang yang cerdas dan kritis dan selalu menghindari konflik," kata Zulkifli yang juga Pimpinan Ponpes Al-Ikhlas, NTB menurut keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Senin (15/2).
"Sikap kritis Pak Din pada rezim seharusnya dilihat sebagai pil pahit yang bisa menyelamatkan bangsa ini," ucap dia.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Siapa Lagi Setelah Din Syamsuddin dan Nurhayati Subakat?
Gerakan Anti Radikalisme ITB atau GAR ITB pantas disebut perusak kerukunan dan modal sosial yang dimiliki bangsa Indonesia. Tindakan mereka sungguh gegabah dalam menilai seseorang. Bahkan tuduhannya tidak main-main, Mantan Ketum PP Muhammadiyah Pak Din Syamsudin dianggap radikal.
Saya teringat pernyataan Mantan Kepala BPIP Dr. Yudi Latif beberapa tahun lalu, menurut Yudi, terkadang pemikiran seorang tokoh lebih luas dari kategorisasi yang kita ciptakan. Sayangnya pemikiran gerombolan GAR ITB malah lebih sempit dari kategori yang tersedia.
GAR ITB sepertinya di-ada-kan memang untuk meng-ada-ada. Gara-gara yang mereka bikin mengalihkan kita pada isu-isu penting, wajar banyak sekali yang protes, hingga Prof. Dr. Mahfud MD menulis “Beliau Pak Din Syamsuddin itu kritis bukan radikalis.”
Baca berita selengkapnya di sini.