Dian Kandipi adalah penyintas Covid-19 yang bermukim di Jayapura. Ketika harus memisahkan diri dari suami dan buah hatinya yang masih kecil, dia berusaha menjaga pikiran positif dengan melakukan banyak hal yang disukai. Dian pun berusaha cuek dengan omongan dari orang lain yang memosisikan dia sebagai orang yang “mengerikan” karena terpapar virus.
Dian bersyukur banyak teman di lingkungan sekitar yang memahami seluk beluk virus corona dan akhirnya turut membantu memulihkan kondisi psikisnya.
Sementara, bagi Fidin, memulihkan kondisi psikis pasca-Covid-19 jauh lebih mudah dibandingkan tekanan batin yang dialami saat dinyatakan positif virus corona. "Saat terinfeksi, oksigen yang masuk ke kepala saja sudah sedikit, apalagi buat berpikir jernih?"
Karyawan yang bermukim di daerah Kelapa Gading, Jakarta, itu bukan cuma menghadapi masalah berupa penyakit, melainkan juga omongan tetangga. Kabar dirinya terinfeksi virus corona sontak menyebar di apartemen tempatnya menetap. Para tetangga yang merasa "satu atap" merasa sangat khawatir bisa tertular.
"Efeknya, ada pengaruh psikologis yang membuat imunitas makin turun karena stigma dan dijauhi tetangga," tutur dia.
Fidin memilih untuk mengisolasi diri di tempat lain dan mengikuti semua arahan dari ketua rukun tetangga serta tenaga medis dari puskesmas. Pengelola apartemen juga senantiasa membersihkan tempat-tempat umum yang sering dilewati penghuni untuk menekan risiko penyebaran virus.