Ahad 14 Feb 2021 04:25 WIB

Manifestasi Syukur

Puasalah sebagai manifestasi rasa syukur kita

Belajar bersyukur (Ilustrasi)
Foto:

Ghirah ibadah puasa yang dilaksanakan para ulama di atas sesungguhnya selain sebagai bentuk ketaatan pada Allah juga upaya mendekatkan diri pada-Nya. Tentu upaya ini patut kita teladani bahkan perlu dicontoh jika bukan dalam bentuk ketaatan pada-Nya, paling tidak— sebagai ungkapan syukur dari seorang hamba yang dha’if, yang selalu memeroleh ni’mat yang banyak lagi gratis setiap harinya, untuk sejenak mengosongkan saluran pencernaan yang hanya beberapa hari dalam sebulan.

Proses ‘pengosongan’ pencernaan dari makanan dan minuman, dinilai sebagai amalan terbaik sebagai detox alami yang dibutuhkan tubuh. Meski bagi sebagian orang, puasa sunnah mungkin mudah, namun bagi orang yang mengabdikan dirinya pada pekerjaan yang berat, sangat mungkin puasa sunnah (apalagi Ramadhan) adalah amalan yang sarat perjuangan. 

Oleh karenanya, karena  ‘berat’nya ibadah puasa ini dan dimampukan bagi mereka yang benar-benar siap jasmani dan ruhani, maka ada ganjaran menanti. Allah menyediakan pintu khusus untuk mereka yang senantiasa berpuasa karena Allah. Pintu itu adalah ar-Rayyan. Ar Rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Ar Rayyan ini adalah salah satu pintu di surga dari delapan pintu yang ada yang disediakan khusus bagi orang yang berpuasa.

 Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda “Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya” (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement