Jumat 12 Feb 2021 04:30 WIB

80 Nakes Lansia Telah Divaksinasi di RSUP Fatmawati

Direktur Pelayanan RSUP Fatmawati menyebut belum ada reaksi atau KIPi usai vaksinasi

Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan berusia lanjut saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama.
Foto:

Senada dengan dr. Nafsiah, Prof. dr. H. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Member COVAX Independent Allocation of Vaccines Group (IAVG) mengatakan bahwa tidak ada jalan lain untuk mengendalikan pandemi COVID-19 selain menerapkan 3M, 3T dan vaksinasi secara optimal.

“Ketiganya harus dilakukan beriringan secara maksimal, kita juga harus bersyukur karena Indonesia menjadi salah satu dari sekian negara yang telah melakukan vaksinasi sejak awal Januari,” kata Prof Tjandra.

Di seluruh dunia tenaga kesehatan diprioritaskan sebagai penerima vaksin tahap pertama termasuk lansia. WHO menganjurkan nakes lansia, karena memiliki risiko ganda, yaitu profesi mereka yang rawan terpapar COVID-19. Oleh karenanya pemberian vaksin ini diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

Sebagai salah satu upaya untuk melindungi masyarakat luas, dirinya berharap semakin banyak yang bersedia untuk divaksin COVID-19.

Selain vaksinasi bagi tenaga kesehatan lansia, RS Fatmawati juga masih melakukan vaksinasi bagi tenaga kesehatan berusia 18-59 tahun. Per tanggal 10 Februari 2021, jumlah sasaran yang akan divaksin sebanyak 2.732 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.971 orang telah diberi vaksin, sementara 661 orang ditunda atau dibatalkan karena kondisi kesehatannya.

 

“Mereka yang tidak dapat diberi vaksin karena ada penyakit penyertanya (Komorbid), seperti hipertensi, diabetes, kanker, autoimun dan lain-lain. Namun, yang paling banyak hipertensi. Tapi selama mereka layak, kami akan berikan (vaksinasi) ya,” terangnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement