Kamis 11 Feb 2021 11:12 WIB

Peternakan di Perkotaan Punya Prospek Menjanjikan

Kendala lingkungan bisa dikurangi dengan pengelolaan limbah secara terpadu.

Petugas saat akan menyuntikan sperma sapi di peternakan sapi di kawasan Pengadegan, Jakarta, Sabtu (14/11). Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, untuk meningkatkan produksi ternak sapi dan kerbau dalam negeri melalui metode Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik, pemeriksaan kebuntingan dan penanganan gangguan reproduksi sapi. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas saat akan menyuntikan sperma sapi di peternakan sapi di kawasan Pengadegan, Jakarta, Sabtu (14/11). Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, untuk meningkatkan produksi ternak sapi dan kerbau dalam negeri melalui metode Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik, pemeriksaan kebuntingan dan penanganan gangguan reproduksi sapi. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan peternakan perkotaan di Jakarta Selatan masih memiliki prospek untuk terus dikembangkan, asalkan peternak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, mau berinovasi dan tidak alergi dengan teknologi.

"Kita berharap semua peternak mempunyai inovasi dalam manajemen usaha peternakan, punya keunggulan dari jumlah serta kualitas produk yang dihasilkan atau susu yang dihasilkan dengan variasi jenis olahan serta teknologi penanganan limbah," kata WibipadaWebinar"Peternakan di Ibu Kota" yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jakarta Selatan, Rabu.

Anggota Komisi A dari Fraksi Nasdem tersebut menyebutkan, pengembangan peternakan perkotaan saat ini harus disinkronkan dengan visi dan misi pembangunan DKI Jakartaguna menjadikan kota lebih sejuk dan nyaman bagi warganya.

Kendala lingkungan yang disebabkan oleh keberadaan peternakan perkotaan bisa dieliminir dengan pengelolaan limbah secara terpadu oleh para peternak.

Dia mengapresiasi wilayah Jakarta Selatan sebagai daerah perkotaan masih memiliki potensi usaha peternakan sapi, baik perah maupun penggemukan (potong). Hal ini menjadi salah satu mata pencarian sebagian warga Jakarta yang sudah turun/temurun dijalankan dan masih eksis sampai sekarang.

Wibi yang juga pemerhati "urban farming" mengatakan eksistensi ini juga tidak terlepas dari upaya pemerintah meningkatkan produksi sapi ternak yang telah dilaksanakan. Salah satunya melalui program Sapi, Kerbau Andalan Dalam Negeri (Sikomandan).

Program ini dijalankan oleh Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi sapi ternak dan kerbau dalam negeri melalui kegiatan inseminasi buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan dan penanganan gangguan reproduksi (gangrep).

Melalui webinar ini, Wibi berharap kegiatan tersebut dapat memotivasi bukan hanya pelaku usaha ternak tapi juga pelaku usaha turunan produk hewani lainnya. "Berharap dengan kegiatan ini dapat memotivasi bukan hanya pelaku usaha ternak saja, tapi pelaku usaha kurir susu, pengolahan susu di Jakarta Selatan," kata Wibi.

Kepala Sudin KPKP Kota Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok mengatakan ada 175 peternak di wilayah Jakarta Selatan, terdiri atas berbagai macam hewan ternak.

Khusus ternak sapi potong dan sapi perah, lanjut dia, sudah berdiri secara turun temurun di wilayah Jakarta Selatan, dengan populasi hewan kurang lebih 2.000 ekor sapi. Sampai sekarang peternakan sapi di Jakarta Selatan sudah generasi ketiga bisa bertahan.

"Seperti peternak di tengah pemukiman penduduk di Kecamatan Pancoran, mampu mengembangkan hasil susu diolah jadi produk-produk olahan berkualitas dan punya nilai jual tinggi," kata Hasudungan.

Webinar Peternakan Sapi di Ibu Kota ini diikuti 400 peserta secara daring yang berasal dari wilayah Jakarta, hingga NTB, Sulawesi dan Sumatera.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement