Rabu 10 Feb 2021 11:49 WIB

DPRD Surabaya Sarankan RS Siloam Cari Lahan di Luar Mal Cito

Ketua Komisi C mempermasalahkan manajemen RS Siloam mengubah hotel jadi RS Covid-19.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Anggota Perkumpulan Penghuni Pemilik dan Pedagang (P4) City of Tomorrow (Cito) melakukan aksi bentang poster di Cito Mall, Kota Surabaya, Jawa Timur,  Rabu (3/2/2021). Merek menolak pembukaan RS khusus Covid-19 di area mal dan apartemen.
Foto: Didik Suhartono/ANTARA
Anggota Perkumpulan Penghuni Pemilik dan Pedagang (P4) City of Tomorrow (Cito) melakukan aksi bentang poster di Cito Mall, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (3/2/2021). Merek menolak pembukaan RS khusus Covid-19 di area mal dan apartemen.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komisi C DPRD Kota Surabaya menyarankan, pihak Rumah Sakit (RS) Siloam mencari lahan lain untuk keperluan pengembangan RS khusus pasien Covid-19 di luar kawasan mal City of Tomorrow (Cito).

Ketua Komisi Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, Baktiono mengatakan, untuk saat ini, baik swasta maupun pemerintah yang membangun RS penanganan Covid-19 sangat bagus. Karena mereka turut berperan serta dalam penanggulangan Covid-19. Apalagi anggaran Covid-19 sesuai Peraturan Perundang-undangan Nomor 1 tahun 2020 ditanggung oleh pemerintah.

"Apalagi, rumah sakit swasta maupun pemerintah sudah penuh dan kasus Covid-19 semakin meluas. Jika ada pihak swasta yang ingin mengoperasikan RS khusus Covid-19, patut mendapatkan apresiasi," kata Baktiono di Kota Surabaya, Rabu (10/2).

Hanya saja, lanjut dia, permasalahannya, RS Siloam mengoperasikan rumah sakit khusus Covid-19 yang bangunannya berada di tengah permukiman warga, khususnya warga yang sudah lama tinggal di apartemen dan satu manajemen dengan mal Cito.

Baktiono menyebut, RS Siloam yang merupakan anak perusahaan besar bukan hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri, yaitu Lippo Group. Jika mau membangun RS khusus Covid-19, sebaiknya di tempat yang baru, bukan di mal Cito.

"Kan masih banyak lahan di Surabaya yang kosong, di sekitar Jalan Juanda, misalnya. Atau Lippo Group bisa akuisisi rumah sakit yang tidak operasional lagi, seperti Internasional Hospital di daerah PTC Surabaya Barat," kata politikus tersebut.

Baktiono menjelaskan bangunan di mal Cito seyoginya sebagian untuk hunian apartemen, dan satu lagi untuk hotel. Sehingga banyak warga yang sudah membeli unit room di situ. Warga atau pembeli unit apartemen Cito tentu sangat senang jika huniannya berdampingan dengan hotel.

"Tapi, tiba-tiba manajemen RS Siloam mengubah hotel jadi RS Covid-19. Ini jelas penyalahgunaan peruntukan, dari hotel menjadi rumah sakit. Jadi kami minta Siloam dalam hal ini Lippo Group harus kembali ke kesepakatan awal," kata Baktiono.

Head of Public Relations Siloam Danang Kemayan Jati mengatakan, secara fisik RS Siloam Cito sudah dipersiapkan sejak 2014. Saat ini, kata dia, fasilitasnya sudah lengkap dan siap beroperasi. Hal itu sesuai arahan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar sebagian kamar di RS tersebut nantinya digunakan untuk perawatan pasien Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement