REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Bencana pergerakan tanah melanda Desa Rawabelut Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Kejadian ini menyebabkan jalan dan sebagian tanah permukiman warga longsor. "Laporan yang diperoleh pergerakan tanah mulai terjadi pada Senin (8/2)," ujar Kepala Desa Rawabelut Sarip Hidayat kepada wartawan, Selasa (9/2).
Peristiwa ini terjadi setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras selama berjam-jam. Pergerakan tanah tersebut ungkap Sarip, menyebabkan jalan dan tanah di pemukiman warga longsor bahkan ada yang sampai dua meter. Misalnya akses yang terdampak yakni jalan menuju Kampung Cipari Desa Rawabelut.
Dari data sementara lanjut Sarip, ada sebanyak 105 orang warga di kampung tersebut terisolir. Di mana jalan ke Kampung Cipari terputus akibat tanahnya longsor ke bawah. Akibatnya kata Sarip, akses jalan ke kampung itu terisolir. Sebab kendaraan tidak bisa melintas karena sarana jalan itu akses satu-satunya ke kampung terputus.
Selain jalan ungkap Sarip, ada sebanyak 16 rumah warga yang terdampak. Rumah itu ditempati 21 kepala keluarga (KK) dengan total 84 jiwa mengungsi untuk mengantisipasi pergerakan tanah lebih parah lanjutan. " Bagi warga yang rumahnya terdampak sudah dievakuasi dan diungsikan," kata Sarip. Mereka ditempatkan di lokasi pengungsian khusus maupun mengungsi ke rumah kerabatnya.
Lebih lanjut Sarip menuturkan, pergerakan tanah di desa tersebut bukan yang pertama. Dalam artian sudah beberapa kalo terjadi dan kali ini cukup parah dibandingkan sebelumnya. Data yang ada menyebutkan, pergerakan tanah terjadi pada 2014, 2016 dan terakhir 2021.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Irfan Sopyan menerangkan, petugas sudah dikerahkan memantau kondisi pergerakan tanah di Desa Rawabelut. " Ketika terjadi retakan tanah lagi, maka petugas akan segera melakukan evakuasi untuk mencegah terjadinya korban," katanya.