REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Sebanyak 94 titik wilayah di Kota Bekasi terendam banjir kiriman dari Bogor. Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Agus Harpa menjelaskan, 94 titik tersebar di 11 kecamatan kecuali satu kecamatan, yakni Jatisampurna.
“Banjir, menurut data, ada 94 titik banjir itu terbagi di 11 kecamatan artinya hanya satu kecamatan di Jatisampurna yang tidak terdampak banjir,” kata Agus kepada wartawan di Bekasi, Senin (8/2).
Dia menerangkan, banjir tersebut terjadi akibat dibukanya Bendung Bekasi akibat sudah tak dapat menampung air yang datang dari wilayah Bogor. “Kami buka pintu airnya Bendung Bekasi karena air sudah nggak nampung kalau pintu air dibuka risikonya yang akan terdampak adalah warga DAS yang Kali Bekasi,” terangnya.
Salah satu wilayah yang terdampak paling parah adalah Kampung Lebak, Kelurahan Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Saat ini, banjir di wilayah tersebut sudah setinggi 1,5 meter.
Air naik ke wilayah Teluk Pucung sejak pukul 09.00 WIB. Agus mengatakan, sebelumnya pihak BPBD sudah mengimbau kepada masyarakat agar melakukan evakuasi secara mandiri.
“Ada juga yang evakuasi mandiri, artinya apabila ada bantuan dari BPBD kami lakukan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan,” jelas dia.
Adapun, tinggi muka air (TMA) di Pertemuan Cileungsi Cikeas (P2C) masih berada pada ketinggian 600 sentimeter (cm) pada pukul 14.00 WIB. Normalnya TMA berada pada ketinggian 350 cm.
Status Bendung Bekasi hingga saat ini masih ditetapkan siaga dua. Berdasarkan informasi yang dirilis Pusdalops BPBD Kota Bekasi ada enam kecamatan yang terdampak meluapkan kali tersebut.
Di antaranya Kecamatan Bantargebang, Kecamatan Jatiasih, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Bekasi Timur, dan Kecamatan Bekasi Utara. Sebanyak 42 orang telah mengungsi di Gudang BNPB Kota Bekasi hingga pukul 14.00 WIB.