Senin 08 Feb 2021 05:57 WIB

Memahami Hakikat Ajal

Lafaz ajal sendiri disebutkan lebih dari 30 kali dengan berbagai derivasi.

hakikat ajal (ilustrasi)
Foto:

Kata ajal dalam QS Yunus (10): 49 tersebut maksudnya ialah batas akhir dari sesuatu, usia, kegiatan, atau peristiwa apa pun. Quraish Shihab memandang ayat di atas sebagai aturan atau yang biasa kita sebut dengan sunnatullah. Dengan demikian, sunnatullah diatur sedemikian rupa oleh Alquran tentang hukum-hukum sebagai isyarat jatuh bangunnya suatu masyarakat. Karenanya, ajal terbagi menjadi dua.

Ada ajal perorangan, ada ajal yang bersifat kolektif (masyarakat). Karenanya, sunnatullah berbanding lurus dengan tingkah laku manusia. Jika segala sesuatu ada kadar dan sebabnya, usia dan keruntuhan satu sistem dalam suatu masyarakat pun pasti ada kadar dan ada pula penyebabnya, misalnya, dalam QS al-Kahfi (18): 59 merupakan salah satu contoh sunnatullah yang menjelaskan kadar dan penyebab itu— jika satu masyarakat telah sampai pada satu perilaku yang zalim maka ketika itu ia akan runtuh.

Kembali pada surah Yunus (10): 49 soal ajal, ayat tersebut merupakan peringatan mengenai dua hal, secara umum kepada masyarakat musyrik Makkah tentang dekatnya keruntuhan sistem kemasyarakatan mereka, yaitu syirik dan penyembahan berhala.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement