REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit darah tinggi menjadi penyebab utama tertundanya vaksinasi Covid-19 bagi sekitar 100 ribu tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia. Selain darah tinggi, urungnya seorang nakes divaksin juga disebabkan statusnya sebagai penyintas Covid-19. Seorang penyintas Covid-19 memang tidak divaksin karena tubuhnya dianggap telah membangun kekebalan secara alami.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kondisi ini sekaligus memberi gambaran bahwa penyakit darah tinggi ternyata cukup banyak diderita masyarakat Indonesia. Pasalnya, vaksinasi Covid-19 bagi nakes baru menyentuh 784.318 orang. Dari angka tersebut, 100 ribu orang di antaranya urung divaksin dengan alasan yang disampaikan di atas.
"Dari nakes ini kami melihat lebih dari 100 ribu ternyata batal disuntik karena mereka dicirikan penyintas Covid. Tapi sebagian besar itu banyak darah tinggi. Itu yang kita amati ternyata banyak rakyat kita yang darah tinggi sehingga tidak bisa diberi suntikan vaksinasi saat itu," kata Budi dalam keterangan pers, Ahad (7/2).
Kementerian Kesehatan mencatat, target vaksinasi Covid-19 bagi SDM kesehatan mencakup 1,6 juta orang. Dari angka tersebut, baru 784.318 orang yang sudah divaksin dosis pertama dan 139.131 orang telah menjalani vaksinasi dosis kedua. Sementara total penduduk Indonesia yang akan divaksin mencapai 181,5 juta orang.
"Populasi di Indonesia 269 juta orang, yang di atas 18 tahun ada 188 juta, kemudian kita kurangi yang komorbid, penyintas covid, yang hamil kira-kira 181,5 juta. Sehingga itulah yang menjadi target vaksinasi kita bersama," kata Budi.
Baca juga : Peneliti Sebut Efek Samping Vaksin Covid Bukan Hal Buruk