Ahad 07 Feb 2021 18:08 WIB

Vaksinasi Lansia Dimulai Besok, Prioritas Nakes Senior

Pemberian vaksin Sinovac untuk lansia telah diizinkan oleh BPOM.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Petugas bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (7/2/2021). Kementerian Kesehatan hingga Minggu (7/2) telah memberikan vaksin COVID-19 Sinovac tahap pertama kepada 784.318 orang, sementara untuk vaksinasi tahap kedua sudah diberikan kepada 139.131 orang.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Petugas bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (7/2/2021). Kementerian Kesehatan hingga Minggu (7/2) telah memberikan vaksin COVID-19 Sinovac tahap pertama kepada 784.318 orang, sementara untuk vaksinasi tahap kedua sudah diberikan kepada 139.131 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinasi Covid-19 untuk kelompok usia di atas 60 tahun atau lanjut usia (lansia) dimulai Senin (8/2) besok. Dengan mempertimbangkan kelengkapan data dan faktor risiko, maka prioritas vaksinasi tetap diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes) senior dengan usia lebih dari 60 tahun. Sementara vaksinasi untuk lansia di luar profesi nakes, tetap dijalankan secara paralel sembari pemerintah melakukan pengumpulan data.

Kebijakan untuk vaksinasi bagi lansia ini menyusul langkah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Coronavac yang diproduksi pabrikan farmasi China, Sinovac, untuk masyarakat berusia lebih dari 60 tahun. BPOM mengacu pada hasil uji klinis tahap ketiga yang dilakukan oleh China dan Brasil yang terbukti memberikan tingkat keamanan dan khasiat yang cukup bagi penerima vaksin lansia.

Baca Juga

"Berdasarkan uji klinis tahap tiga di negara-negara di luar Indonesia. Dengan menganalisis datanya, data klinisnya, kemudian dikeluarkan EUA-nya. Sehingga dengan itu, Kemenkes bisa segera melakukan vaksinasi bagi orang-orang usia di atas 60 tahun," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers, Ahad (7/2).

Budi mengungkapkan, kelompok lansia menjadi prioritas kedua setelah tenaga kesehatan karena risiko perburukan akibat Covid-19 yang lebih fatal dibanding pasien berusia muda. Data Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan bahwa 50 persen kematian akibat Covid-19 terjadi pada pasien lansia, dengan usia di atas 60 tahun.

"Kalau kita bisa kurangi, tekanan ke rumah sakit terutama yang kondisinya berat dan 50 persen lansia tadi, juga bisa dikurangi. Sehingga beban yang ditanggung nakes di RS bisa berkurang. Karena sebagian besar lansia bisa kita cegah, kalau bisa tidak usah sampai masuk RS," ujar Budi.

Selain vaksin Coronavac yang diproduksi Sinovac, vaksin Covid-19 yang diproduksi pabrikan farmasi lain juga akan digunakan pemerintah, selama memang sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari otoritas pemerintah setempat dan BPOM. Beberapa produk vaksin yang masuk kajian BPOM, antara lain, Moderna dan Pfizer yang sudah kantongi izin dari FDA Amerika Serikat (AS), dan AstraZeneca dengan izin dari MRA London.

"Semuanya bisa di atas 60 tahun. Jadi kalau mereka nanti saatnya tiba, kita peroleh pasti akan bisa digunakan untuk orang-orang Indonesia di atas 60 tahun. Otomatis menunggu persetujuan dari BPOM," ujar Budi lagi.

Rencananya, vaksinasi bagi lansia yang dimulai besok akan menerapkan proses screening yang tidak jauh berbeda bagi kelompok usia muda. Budi menyebutkan bahwa screening bisa saja lebih detail kepada penyakit bawaan lantaran potensi munculnya komorbid terhadap kelompok lansia lebih tinggi dibanding usia muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement