Penelusuran:
Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Hargo Utomo, dalam artikel di situs resmi UGM, menyatakan penjualan GeNose secara daring itu adalah kabar bohong dan menyesatkan.
Hargo menyebut ada pihak-pihak yang mencoba untuk mengambil keuntungan dari GeNose terutama perihal penetapan harga jual.
"Ada yang mengiklankannya Rp 75 juta, Rp 80 juta, bahkan Rp 90 juta," kata Hargo.
Saat ini, Hargo menegaskan, GeNose belum ditawarkan melalui situs belanja online atau e-commerce. Karenanya, ia meminta untuk berhati-hati dan mewaspadai tawaran produk GeNose yang dijual melalui distributor resmi.
Distribusi GeNose dikelola PT Swayasa Prakarsa dengan harga eceran tertinggi GeNose Rp62 juta sebelum pajak. "Harga sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan untuk menjual unit dengan harga yang lebih tinggi dari HET," katanya.
(Penjelasan tentang harga GeNose yang baku silakan klik di tautan ini).
Hargo menjelaskan GeNose masih diprioritaskan untuk penanggulangan COVID-19 pada layanan kesehatan, rumah sakit, layanan publik, pemerintahan, sekolah, pesantren, kampus dan perusahaan/industri.
Alat deteksi Covid-19 Genose C-19 dikabarkan telah ditawarkan di lapak-lapak online dengan harga beragam. Ada yang menawarkannya dengan harga di atas Rp 90 juta.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id pada Selasa (2/2) malam, penjualan Genose saat ini sudah tidak lagi tampak beredar di beberapa toko daring nasional.
(Penjelasan UGM soal GeNose ini bisa diklik di tautan ini).
Kesimpulan:
Klaim narasi GeNose dijual daring seharga Rp75 juta tidak sesuai fakta alias kabar hoaks.