REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Teknologi digital berkembang secara masif. Pengguna internet Indonesia mencapai 204,7 juta orang atau setara 73,7 persen dari total populasi penduduk. Angka tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya (202 juta orang).
Dunia digital merupakan perpanjangan konsep kewargaan yang selama ini sudah ada dan eksis di dunia nyata. Tambahan kata digital mengindikasikan setiap warga digital memerlukan keterampilan teknis untuk mengakses medium-medium penunjang komunikasi dan keterampilan berpikir kritis dalam mengelola informasi.
Sekarang ini penyebaran berita bohong atau hoax masih marak terjadi. Budaya malas membaca dan mengecek fakta dinilai menjadi penyebabnya.
“Mengapa orang masih percaya (hoax)? Kadang-kadang karena orang terlalu malas mengecek,” kata Ketua Prodi Ilmu Komunikasi SGU, ASPIKOM, MAFINDO, Loina Lalolo Krina Perangin-angin saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Sebaliknya, lanjut dia, banyak orang masih mau menyebarkan hoax untuk mendapat keuntungan berupa uang. Motif lain penyebaran hoax adalah politik, ideologi, kebencian, dan iseng.
Untuk mengecek apakah sebuah informasi hoax, masyarakat dapat langsung mengecek website Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan turnbackhoax yang dikelola Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO).
“Masuk di web tersebut nanti isinya banyak berita-berita hoax yang sudah diverifikasi. Yang asik di MAFINDO itu ada padanan, berita yang sudah dibenarkan itu seperti apa,” kata Loina.
Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya. Paparan Dosen, Trainer, Managing Director Kaizen Room, Aidil Wicaksono menjadi pembuka webinar, dilanjutkan penyampaian materi oleh Ketua Prodi Ilmu Komunikasi SGU, ASPIKOM, MAFINDO, Loina Lalolo Krina Perangin-angin. Diskusi ditutup Trainer/Digital Marketing, Diaz Yasin A.
Dalam paparannya, Trainer/Digital Marketing, Diaz Yasin A mengingatkan masyarakat untuk menjunjung tinggi kesopanan dalam cara bertutur kata dan beradu pendapat di media digital. Sekarang ini nilai-nilai kesopanan meluntur karena kebebasan berekspresi dianggap kebablasan.
“Kebebasan berekspresi tidak boleh melanggar privasi. Kita tetap harus menjaga perasaan orang,” katanya.