Kamis 04 Feb 2021 18:52 WIB

Gara-Gara Burung, Dua Tetangga Berselisih Hingga Pengadilan

Burung Murainya mati, Septhiana gugat tetangga yang sering bakar sampah ke pengadilan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Septhiana Virginandi (kiri) bersalaman dengan Yamin (kanan) di kantor Peradi Kota Tasikmalaya, Kamis (4/2). Dua orang yang tinggal bertetangga itu sebelumnya berselisih hingga pengadilan karena burung murai milik Septhiana mati diduga akibat asap pembakaran sampah yang dilakukan Yanim
Foto: Republika/Bayu Adji P
Septhiana Virginandi (kiri) bersalaman dengan Yamin (kanan) di kantor Peradi Kota Tasikmalaya, Kamis (4/2). Dua orang yang tinggal bertetangga itu sebelumnya berselisih hingga pengadilan karena burung murai milik Septhiana mati diduga akibat asap pembakaran sampah yang dilakukan Yanim

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dua warga Pondok Nangela Indah, Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, berselisih paham gara-gara burung murai. Perselisihan itu bahkan harus sampai ke meja pengadilan.

Perselihan itu terjadi antara Septhiana Virginandi (31 tahun) dan tetangga sebelah rumahnya, Yamin (40). Dalam kasus itu, Septhiana merasa kesal dengan perilaku tetangganya yang sudah membakar sampah di halaman rumahnya. Asap dari pembakaran sampah itu dinilai mengganggu, bahkan diduga membuat burung murai peliharahannya mati. 

"Awalnya itu dari kegiatan bakar sampah, asapnya masuk ke rumah saya. Saya kan usaha burung kicau. Asapnya juga mengganggu saya dan keluarga," kata Septhiana, Kamis (4/2).

Menurut dia, akibat asap itu, burung murainya mati. Padahal, burung itu sudah dihargai oleh kenalannya seharga Rp 60 juta. Belum sempat diberikan ketika uang sudah diterimanya, burungnya mati pada Oktober 2019.

"Diduga matinya karena asap sampah itu," kata dia. Menurut Septhiana, burungnya itu pernah menjuarai berbagai kontes burung kicau. Karenanya, burung murai miliknya laku terjual dengan harga tinggi.

Ia mengaku sudah melaporkan kejadian itu pada pembeli burungnya. Kenalannya itu memang tak meminta uang yang sudah dibayar kembali, tapi meminta burung murai lain yang juga pernah menjadi juara kontes burung kicau.

Karena sang pembeli meminta ganti burung yang baru, Septhiana menggugat tetanggamya, Yamin. Ia ingin Yamin mengganti kerugian yang dideritanya akibat perilakunya itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement