Sejak dibuka, Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar itu kata Ma'ruf, telah melakukan penanganan pada 122 kucing dan dua ekor burung yang terdampak gempa bumi berkekuatan 6, 2 magnitudo.
Umumnya lanjut dia, para hewan tersebut mengalami trauma psikis, yakni stres dan trauma yang menyebabkan penurunan nafsu makan, serta panik dan takut jika mendengar suara keras.
Bahkan kata Ma'ruf tiga ekor kucing mengalami gangguan saluran kencing akibat stres sehingga harus dikateter. "Terparah yakni trauma fisik yakni patah tulang dan luka-luka akibat terkena reruntuhan bangunan yang ambruk sehingga terpaksa dilakukan amputasi," ujar Ma'ruf.
Selain melakukan perawatan kucing yang diantar para pemilik serta membagikan pakan, relawan di Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar juga tambah Ma'ruf melakukan street feeding pada hewan peliharaan yang terjebak di dalam reruntuhan bangunan yang ditinggal mengungsi.
"Kami melakukan street feeding di sejumlah kawasan perumahan yang ditinggal mengungsi pemiliknya," tutur Ma'ruf.
Dari pantauan di Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar, para warga terlihat terus mendatangi klinik tersebut untuk meminta makanan hewan, khususnya pakan kucing.
Bahkan salah seorang warga terlihat membawa seekor kucingnya yang terlihat dalam kondisi sangat lemah. Kucing tersebut kemudian langsung diperiksa drh Ma'ruf selanjutnya diberikan infus.
"Kucing saya kemarin sudah melahirkan dan kondisinya lemah. Kata pak dokter, ada cairan di rahimnya sehingga harus dirawat di sini," kata bu Diah, warga Jalan RE Martadinata Mamuju.