REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eks kader Partai Demokrat Marzuki Alie meminta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Partai Demokrat untuk tidak membesar-besarkan kabar pengambilalihan kekuasaan partai. Apalagi, ia mengatakan, berkirim surat dan melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia menilai, surat AHY kepada Jokowi tidak akan dilayani langsung. "Apa urusan dengan Presiden, pasti itu jawabnya, dan (surat) itu 'seolah' menuduh Presiden terlibat,’’ ujar dia kepada Republika, Selasa (2/2).
Marzuki tidak membenarkan atau menampik rumor yang menyebutkan dirinya sebagai mantan kader yang tak aktif di Demokrat dan menjadi dalang rencana pengambilalihan kepemimpinan tersebut. Sebaliknya, ia meminta Partai Demokrat untuk membuka tokoh-tokoh tersebut.
"Saya enggak ada waktu untuk urusan-urusan Partai Demokrat ini," ujar dia.
Kepada AHY dan Demokrat, Marzuki menyarankan untuk membangun soliditas partai. Sebab, ia mengatakan, partai yang solid tidak akan terpengaruh dari luar.
"Kalau gaduh, justru akan merugikan mereka sendiri, apalagi punya cita-cita politik di 2024," kata dia.
Dia mengatakan, sebagai institusi partai, Demokrat pasti akan mengalami intrik, baik dari dalam maupun luar. Ia menambahkan, semua berujung pada kepentingan.
"Seandainya partai dikelola secara profesional, gak perlu khawatir adanya gerakan yang dilakukan secara inkonstitusional," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Demokrat AHY mengatakan, gerakan yang ingin mengambil alih kepemimpinan di Demokrat diinisiasi lima orang. Lima orang tersebut, kata dia, terdiri atas satu orang kader aktif Demokrat, satu orang kader yang tidak aktif selama enam tahun belakangan, seorang mantan kader yang diberhentikan sejak sembilan tahun lalu karena kasus korupsi, seorang merupakan mantan kader yang keluar dari partai tiga tahun lalu.
"Sedangkan, satunya adalah nonkader partai dan seorang pejabat tinggi pemerintahan. Sedang kami mintakan konfirmasi kepada Presiden Joko Widodo," kata dia.
Salah satu ciri-ciri yang disebut AHY diduga adalah Marzuki Alie. Apalagi, Marzuki Alie yang pernah menjadi ketua DPR pada 1999-2014 tidak aktif selama enam tahun terakhir.
Marzuki Alie mulai hilang dari partai tersebut setelah gagal masuk ke Senayan pada Pemilu 2014. Setahun kemudian, namanya tidak berada di kepengurusan Demokrat.