Senin 01 Feb 2021 22:42 WIB

Optimisme IDI dan Cerita Nakes Soal Vaksinasi Covid-19

Respons positif dari anggota IDI dan para tenaga kesehatan meningkat.

Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi massal di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (31/1/2021). Vaksinasi massal tersebut diikuti kurang lebih 5.000 tenaga kesehatan.
Foto:

Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Hubowono mengungkapkan, sekitar 593.372 tenaga kesehatan se-Indonesia telah menjalani vaksinasi Covid-19. Catatan tersebut, kata Dante, mencakup 39,5 persen dari target pemerintah yang menargetkan 1,5 juta tenaga kesehatan yang disuntik vaksin.

"Kegiatan vaksinasi akan dipercepat," ujarnya saat memantau vaksinasi tenaga kesehatan di Graha YKP Surabaya, Ahad (31/1).

Dante mengatakan, tahap pertama vaksinasi Covid-19 dengan sasaran nakes tersebut, ditargetkan tuntas pada 21 Februari 2021. Ia kembali menegaskan, prioritas vaksinasi tahap pertama adalah tenaga kesehatan. Sebab merekalah yang menjadi tulang punggung penanganan Covid-19.

"Tenaga kesehatan (juga) berperan memberi contoh kepada kelompok masyarakat yang masih resisten terhadap vaksinasi," kata Dante.

Dante meminta seluruh tenaga kesehatan di Indonesia bersedia mengikuti tahapan penuh program vaksinasi ini. Selain bermanfaat untuk menambah kekebalan tubuh terhadap virus SARS CoV-2, juga membuat masyarakat yakin bahwa vaksinasi ini aman.

"Sehingga setelah semua tahap vaksinasi ini tuntas, mudah-mudahan akan tercipta kekebalan kelompok atau biasa disebut herd immunity sehingga mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19," kata Dante.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, penuhnya kapasitas cold chain di beberapa daerah menjadi alasan di balik belum optimalnya vaksinasi.

"Saat ini spesifik hambatan ialah penuhnya kapasitas cold chain di beberapa daerah karena masih diisi oleh vaksin non Covid-19 yang belum sempat tersalurkan karena terhambat pandemi," ujar Wiku kepada Republika, Selasa (26/1).

Vaksin non Covid-19 yang masih tersimpan di fasilitas cold chain di daerah membuat pasokan vaksin Covid-19 pun terhambat. Akibatnya, vaksinasi belum bisa dilakukan dengan cepat.

Merespons kondisi ini, Wiku mengatakan, pemerintah berupaya mempercepat pengadaan bulk (bahan baku) vaksin Covid-19 dari sejumlah negara. Terutama bulk vaksin COVAX yang diedarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan GAVI, sebuah aliansi vaksin internasional. Melalui bulk ini, maka Indonesia bisa menyesuaikan produksi vaksin sesuai kesiapan cold chain di daerah.

Pekan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, setidaknya vaksinasi dapat dilakukan terhadap sekitar 900 hingga satu juta orang dalam sehari.

“Ini target. Tapi memang itu perlu waktu, perlu manajemen lapangan yang baik dan ini yang selalu saya sampaikan kepada Menteri Kesehatan,” kata Jokowi.

 

photo
Proses Registrasi dan Verifikasi Penerima Vaksin Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement