Senin 01 Feb 2021 19:13 WIB

Pembajakan Demokrat dan Pesan SBY Soal Politik Bermoral

Langkah AHY umumkan pembajakan tepat, agar tak bernasib seperti Partai Berkarya.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyebut ada upaya melakukan pembajakan kepemimpinan partainya. Salah satu pelakunya diduga berasal dari lingkungan dalam Istana.
Foto:

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menyebutkan upaya pembajakan kepemimpinan politik bisa dilakukan secara cepat dan sistematis. Umam yang juga Direktur Eksekutif Romeo Strategic Research & Consulting (RSRC), mengatakan, hal itu menanggapi pernyataan AHY mengenai adanya upaya pengambilalihan paksa kepemimpinan partainya.

"Wajar AHY merespons cepat dan tegas. Karena jika dibiarkan, tindakan makar itu bisa berjalan cepat dan sistematis," kata dia.

Sikap responsif AHY itu, menurut Umam, patut dipahami. Sebab, jika tidak diantisipasi, upaya pembajakan kepemimpinan politik itu bisa dilakukan secara cepat dan sistematis.

Umam mencontohkan apa yang terjadi pada Partai Berkarya. Semula, pihak-pihak internal Partai Berkarya tidak percaya bahwa pencaplokan kepemimpinan partai tersebut akan terjadi.

Namun ketika tiba-tiba muncul gerakan KLB dadakan, kemudian dengan begitu cepat mendapatkan legalisasi dari MenkumHAM. Mereka, kata dia, menjadi terkaget-kaget.

“Itu akibat dari sikap menyepelekan setiap informasi intelijen. Dalam dunia intelijen, sekecil apapun informasi tidak boleh disepelekan, meskipun tidak boleh dipercaya begitu saja. Mereka harus waspada," kata Umam.

Oleh karena itu, kata Umam, sikap tegas dan responsif AHY itu bisa dipahami sebagai upaya untuk membentengi partainya dari cara-cara politik kotor yang mencoba membajak kepemimpinan organisasi melalui jalan pintas. “Cara-cara semacam itu jelas tidak elok dan tak sesuai etika berdemokrasi. Otak pelakunya tak pantas menjadi pemimpin negeri,” kata Umam menegaskan.

Eks kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, ikut mengomentari pernyataan AHY. Ferdinand mengaku tak yakin terkait tuduhan tersebut.

"Secara pribadi saya kok tidak yakin akan adanya gerakan orang-orang dekat Jokowi yang ingin mengambil alih Partai Demokrat," kata Ferdinand kepada Republika.

Menurutnya tuduhan tersebut seharusnya disertai dengan bukti-bukti akurat dan kuat. Ia mencontohkan seperti misalnya identitas pelaku, dan gerakan yang sudah dilakukan dalam proses pengambil alihan partai seperti apa. Sebab menurutnya mengambil alih partai dari kepengurusan yang sah itu tidaklah mudah karena harus melalui KLB.

"KLB ini hanya bisa dilaksanakan dengan alasan yang kuat dan didukung 2/3 pengurus nasional. Nah maka itu saya tak percaya ada orang dekat Jokowi yang nekat mencoba melakukan pengambil alihan itu," ujarnya.

Ia menilai tuduhan yang disampaikan AHY sangat berani lantaran menuduh orang-orang tertentu dengan sebutan lingkaran dekat Jokowi. Menurutnya, julukan lingkaran dekat Jokowi tentu adalah kalangan terbatas dan orang-orang khusus. "Menyebut lingkaran dekat Jokowi artinya melibatkan Jokowi dalam tuduhan ini," ungkapnya.

Ia meyakini jika tudingan tersebut benar ada, maka Jokowi akan sangat marah terhadap jajarannya. Begitu juga jika tuduhan tersebut tidak benar, Jokowi akan merasa tersinggung dituduh hal yang tidak baik dan tidak benar.

Ia mengimbau agar Partai Demokrat segera membuka siapa orang yang dimaksud. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak menjadi polemik di tengah publik. "Ya semestinya disampaikan bukti-bukti konkretnya apa saja dan identitasnya dibuka siapa pelakunya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement