Senin 01 Feb 2021 14:44 WIB

Top 5 News: Jokowi Akui PPKM tak Efektif, Abu Janda Rasis

Betawi Bedol Desa: Digusur dari Senayan, Jadi OKB di Tebet

Aktivis media sosial Permadi Arya alias Abu Janda berpose salam Nazi.
Foto:

2. Jokowi Akui PPKM tidak Efektif

JAKARTA – Pelaksanaan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM selama 11-25 Januari 2021 ini dinilai tak efektif menekan laju penularan kasus Covid-19. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas pendisiplinan melawan Covid-19 di Istana Bogor pada 29 Januari kemarin menyebut, kebijakan PPKM ini tak berdampak pada penurunan mobilitas dan kegiatan masyarakat.

“Saya ingin menyampaikan mengenai yang berkaitan dengan PPKM tanggal 11-25 Januari. Kita harus ngomong apa adanya. Ini tidak efektif. Mobilitas juga masih tinggi karena kita memiliki indeks mobility-nya ada,” ujar Jokowi berdasarkan rekaman rapat yang diunggah pihak Istana, Ahad (31/1).

Laju penambahan kasus Covid-19 di sejumlah provinsi di Jawa dan Bali yang menerapkan kebijakan PPKM inipun tercatat masih tetap naik. Karena itu, Jokowi meminta agar pemerintah turut menggandeng pakar epidemiolog dalam memutuskan kebijakan menekan penularan pandemi.

Presiden Joko Widodo.

“Saya ingin Menko ajak sebanyak-banyaknya pakar epidemiolog sehingga di dalam mendesain kebijakan itu betul-betul bisa lebih komprehensif,” tambahnya.

Jokowi mengatakan, esensi dari kebijakan PPKM ini yakni membatasi mobilitas dan kegiatan masyarakat. Namun, implementasi kebijakan PPKM di lapangan dinilainya tak tegas dan tak konsisten. Hal ini pun membuat disiplin protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat di daerah yang menerapkan PPKM menjadi longgar.

Baca berita sebelumnya di sini.

3. Kisah Kiai Muslich Bujuk Kartosuwiryo Turun Gunung

Meski tak segemerlap nama para kiai Nahdlatul Ulama lainnya, bakti Kiai Muslich kepada agama dan bangsa tak pernah disangsikan. Seluruh hidupnya sarat dengan nilai-nilai perjuangan. Kiai Muslich pernah dipenjara karena berbagai sebab selain tindak kriminal.

Kiai kelahiran Desa Tambaknegara, Kabupaten Banyumas itu pernah dipenjara karena fitnah hingga melawan penjajah. Dia pun pernah diburu oleh Belanda sehingga harus menyembunyikan diri dari lingkungan. Tak jarang dia melakukan kamuflase agar dikira sudah mati.

Bukan hanya Kiai Muslich yang menanggung beban jadi buruan penjajah. Saat keluar-masuk penjara pada masa pendudukan Jepang, keluarganya harus menjalani kehidupan ekonomi yang serbaterbatas. Sampai-sampai, istrinya mesti berjualan pecel.

KH Muslich

Menurut Anif Punto Utomo dalam Kesederhanaan dan Jejak-Jejak Perjuangan KH Muslich, kiai kelahiran tahun 1910 itu  pernah diutus untuk menemui pimpinan DI/TII Kartosuwiryo. Kiai Muslich dan Kartosuwiryo memiliki kedekatan saat bersama-sama aktif di PSII. Hanya, meski sama-sama merupakan aktivis Islam, mereka memiliki pemikiran yang berbeda. Kartosuwiryo lebih berbasis pada pemikiran Islam modern, sementara Kiai Muslich berbasis pada NU yang menggabungkan Islam dengan nilai-nilai budaya nusantara.

Kiai Muslich pun berhasil menemui Kartosuwiryo di persembunyiannya di balik hutan Gunung Galunggung. Mereka saling berangkulan dan mengucap salam layaknya dua sahabat yang lama tak bertemu. Kiai Muslich kemudian menyampaikan kepada Kartosuwiryo jika dia diutus pemerintah yang menginginkan agar Kartosuwiryo berunding dan menghentikan gerakan bersenjata.

Baca berita sebelumnya di sini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement