Senin 25 Jan 2021 04:36 WIB

Rahasia Dimensi Waktu

Mensyukuri masa adalah cara terbaik manusia untuk mensyukuri takdir apapun

Rasulullah sangat melarang umatnya untuk mencela waktu/masa.(ilustrasi)
Foto:

Keenam, kata sā’ah dalam Alquran diulang sebanyak 49 kali.  Sā’ah adalah akhir masa kehidupan duniawi serta kepunahan alam. Misalnya: Q.S. Al-Nahl [16]: 61. Jikalau Allah menghukum manusia karena kedzalimanya, niscaya tidak akan ditinggalkan–Nya dimuka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkanya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukanya “ (Q.S. Al-Nahl [16]: 61).

Ketujuh, yawm yang berbagai bentuknya dalam al-Qur’an muncul sebanyak 474 kali, 22 diantaranya menyinggung beberapa topik tentang: ketegasan bahwa yang mengampuni dosa seseorang di hari kiamat hanya Allah saja. Misalnya: (Q.S. Syu’arā’ [26] :82).

Sungguh, pengetahuan manusia sangatlah terbatas, bahkan dia tidak mengetahui dirinya sendiri apalagi soal dimensi waktu, takdir yang sangat berada di luar jangkauannya. Tidaklah pula manusia diberi ilmu (penegtahuan) oleh Allah illa qalila— kecuali sangat sedikit sekali.

Karenanya, Rasulullah sangat melarang umatnya untuk mencela waktu/masa. Hadits di atas pun memberikan kita isyarat, bahwa betapa Allah terluka ketika hamba-Nya mencela masa. Padahal, Allah-lah yang memberikan kita waktu, kesempatan, kesehatan, bahkan nafas secara cuma-cuma— yang jika saja manusia harus membeli nafas, tentu takkan pernah sanggup oleh kekayaan sebanyak apapun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement