REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Objek wisata kebudayaan Sunda, Saung Angklung Udjo di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat terancam tutup akibat terdampak pandemi Covid-19. Sejak wabah Covid-19 muncul, tingkat kunjungan wisatawan turun dan tidak terdapat kegiatan pariwisata akibat larangan berkerumun.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Dewi Kania Sari mengatakan, Pemkot Bandung tidak memiliki dana langsung untuk memberikan bantuan kepada Saung Angklung Udjo yang terancam tutup. Namun, Pemkot Bandung mengajak para pengurus untuk berinovasi mencari sumber-sumber pendanaan lain dan menciptakan kegiatan baru.
"Disbudpar enggak dana," ujar Dewi saat dikonfirmasi, Ahad (24/1).
Ia melanjutkan, pandemi Covid-19 berdampak tidak hanya kepada Saung Angklung Udjo tapi juga ke seluruh pelaku usaha pariwisata termasuk pelaku usaha hotel dan restoran serta seniman.
"Tenaga kerja di destinasi wisata sudah 60 persen kena dampak yang sama. Saung Angklung Udjo karena pengunjungnya sedikit. Kuncinya adalah bersabar dan bersyukuri," kata Dewi.
Dewi mengaku, Pemkot Bandung sudah berupaya sejak 2020 merealokasi anggaran untuk pihak-pihak yang terdampak Covid-19 di bidang kebudayaan dan pariwisata. Salah satu kegiatan yang banyak dilakukan melaksanakan kegiatan virtual.
"Harus ada inovasi, kita enggak tahu kapan berakhir Covid-19," kata dia
Ia mengatakan, meski tidak mudah Saung Angklung Udjo dapat menata ulang fokus kegiatan untuk meminimalisasi pengeluaran. Disbudpar Pemkot Bandung sendiri terus melakukan upaya tidak hanya kepada Saung Angklung Udjo tapi secara umum industri pariwisata di Bandung.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Disparbud Jabar dan Kemenpar, DPR. Intinya adalah mudah-mudahan untuk bantuan ke industri pariwisata bisa ditambah selain hotel dan restoran, juga untuk objek wisata," kata dia.
Ia pun berharap Kemendikbud dapat memberikan perhatian kepada seniman-seniman melalui pemberian hibah untuk menyelenggarakan kegiatan. Dalam kondisi seperti ini, Dewi menilai belanja pemerintah bersifat hibah menjadi salah satu bagian mitigasi dampak pandemi Covid-19.