REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam Provinsi Sulawesi Barat melaporkan sebanyak 89.624 warga Kabupaten Mamuju dan Majene masih mengungsi pascabencana gempa yang melanda wilayah itu pada 15 Januari 2021. Para pengungsi itu tersebar di 249 titik pengungsian.
“Pengungsi di Kabupaten Mamuju sebanyak 60.505 orang dan Kabupaten Majene sebanyak 29.119 orang,” kata Juru bicara Satgas M Natsir di Mamuju, Sabtu (23/1).
Para pengungsi itu tersebar di 249 titik pengungsian dengan rincian, Kabupaten Mamuju pengungsian di atas 100 orang sebanyak 105 titik dan di bawah 100 orang sebanyak 124 titik. Selanjutnya, di Kabupaten Majene dengan pengungsian di atas 100 orang sebanyak 20 titik.
Di Kabupaten Mamuju, para pengungsi tersebar di Kecamatan Mamuju, Simboro, Tapalang, Tapalang Barat, Kaluku, Papalang dan Balakkang. Sementara di Kabupaten Majene, para pengungsi tersebar di Kecamatan Malunda dan Ulumanda.
Sementara itu, Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris menyatakan jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak 91 jiwa, 320 jiwa dengan luka sangat berat yang saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit, 426 jiwa luka berat, 240 jiwa luka sedang dan 2.703 jiwa luka ringan.
“Ada tiga orang dinyatakan hilang di Kabupaten Majene dan dua orang meninggal di pengungsian,” kata Idris.
Gubernur Sulawesi Barat HM Ali Baal Masdar mengimbau masyarakat Kabupaten Mamuju dan Majene untuk dapat kembali ke rumah masing-masing, jika rumah mereka tidak dalam keadaan rusak. Ali menyatakan, tidak ada yang perlu ditakutkan masyarakat, karena situasi sudah kembali aman. Selain itu, tidak perlu ketakutan dengan isu-isu jika ada gempa yang lebih besar serta tsunami di wilayah Sulbar.
“Saya rasa kita harus semangat, tidak usah terlena dan takut, tapi tetap waspada,” harap Ali.