REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jumlah penduduk di Provinsi Jawa Timur (Jatim) tercatat meningkat sebesar 0,79 persen. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hasil sensus penduduk yang diadakan Badan Pusat Statistik (BPS) berlangsung Februari-Maret, serta diperpanjang hingga bulan Mei 2020, memperoleh data jumlah penduduk di Jatim sebanyak 40,67 juta jiwa.
"Luas wilayah Provinsi Jawa Timur 47,8 ribu kilometer persegi. Dengan begitu tingkat kepadatan penduduk Jawa Timur mencapai 851 jiwa per kilometer persegi," kata Khofifah melalui keterangan tertulis di Kota Surabaya, Jumat (23/1).
Dia membandingkan berdasarkan data Sensus Tahun 2010, jumlah penduduk di Jatim sebanyak 37,48 juta jiwa, yang berarti laju pertumbuhan penduduk saat ini mencapai 0,79 persen. Menurut hasil Sensus 2020, daerah dengan jumlah penduduk tertinggi adalah Kota Surabaya, yaitu 2,87 juta jiwa.
Sedangkan daerah dengan jumlah penduduk paling rendah adalah Kota Mojokerto, sebanyak 132,43 ribu jiwa. Menurut Khofifah, data Sensus Penduduk 2020 juga mengulas pegelompokan wilayah berdasarkan budaya yang merujuk pemikiran Budayawan Ayu Sutarto, yakni wilayah Mataraman, Arek, Pandalungan, dan Madura.
"Dari pengelompokan itu, persentase jumlah penduduk tertinggi ada di Mataraman sebanyak 34,62 persen, selanjutnya Arek 38,86 persen, Pandalungan 24,67 persen, dan Madura 9,85 persen,” ujarnya.
Mantan menteri sosia itu juga merinci jumlah penduduk terkini berdasarkan jenis kelamin, terbanyak adalah perempuan sebesar 50,10 persen dan lelaki 49,90 persen. "Rasio jenis kelamin penduduk 99,60. Artinya terdapat 99 hingga 100 lelaki untuk setiap 100 perempuan," katanya.
Pada bagian komposisi usia jumlah penduduk, Khofifah menyebut, proporsi penduduk usia 15 sampai 64 tahun paling tinggi, yaitu 71,65 persen. Persentase itu meningkat dibanding data Sensus Tahun 2010 yang hanya 68,34 persen. "Peningkatan juga terjadi pada proporsi penduduk usia 65 tahun ke atas yang terdata sebanyak 8,20 persen. Meningkat dibanding 10 tahun lalu hanya 7,07 persen."