Jumat 22 Jan 2021 17:06 WIB

UI: Vaksin Berbasis DNA Masuki Tahap Uji Coba Imunitas Hewan

Vaksin DNA tergolong lebIh mudah dikembangkan dan biaya produksinya rendah.

Vaksin Merah Putih dikembangkan sejumlah lembaga.
Foto:

Menurut Budiman, walau punya tingkat kerumitan sendiri dalam produksi maupun distribusinya, vaksin RNA mempunyai angka efikasi yang baik.

Sementara, vaksin protein rekombinan subunit dan VLP yang diproduksi oleh sel mamalia (sel CHO), menurut dia, itu relatif lebih sulit untuk mendapatkan master cell yang menghasilkan antigen secara stabil dengan produksi tinggi, dan stabil pada suhu 2-8 derajat Celsius.

"Pengembangan vaksin RNA, protein rekombinan subunit dan VLP masih pada tahapan rekonstruksi DNA rekombinan," katanya.

Budiman menuturkan, jenis platform yang dikembangkan dipilih berdasarkan pertimbangan terkait antara lain keamanan, efikasi dan kemudahan distribusi vaksin.

Vaksin RNA dan DNA menghasilkan antigen yang bersifat endogen, yaitu artinya yang diproduksi oleh sel tubuh sendiri. Dengan adanya antibodi endogen itu, maka potensi respon imun yang bisa dirangsang adalah antibodi, sel T-CD4 dan sel T-CD8.

"Ketiga-tiganya bisa dirangsang dengan baik dan sudah ada buktinya," ujarnya.

Untuk vaksin rekombinan subunit dan VLP, Budiman menuturkan pihaknya sudah mendapatkan informasi bahwa antibodi dan sel T-CD4 bisa dirangsang dengan baik.

"Namun yang menjadi sedikit kekhawatiran adalah bagaimana respon sel T-CD8-nya, mungkin tidak sebaik vaksin RNA dan DNA," tuturnya.

Budiman menuturkan jika ketiganya bisa dirangsang dengan baik, maka akan memberikan perlindungan lengkap karena tidak semua orang bisa memproduksi antibodi di mana ada orang-orang tertentu yang memiliki kesulitan untuk memproduksi antibodi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement