Kamis 21 Jan 2021 19:31 WIB

Syarat untuk Pendonor Plasma Konvalesen

Ada berbagai syarat dan kondisi yang menyebabkan suplai plasma jauh lebih sedikit

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Tenaga kesehatan melakukan persiapan donor darah konvalesen
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga kesehatan melakukan persiapan donor darah konvalesen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Donor plasma konvalesen diyakini sangat bermanfaat untuk menyembuhkan pasien Covid-19 yang bergejala berat. Namun, sejauh ini gerakan donor plasma belum terorganisasi dengan baik dan belum mencukupi permintaan yang diperlukan.

Pendiri komunitas penyintas “Survival Covid-19 Indonesia”, Ahmad Rozali mengatakan, ada berbagai syarat dan kondisi yang menyebabkan suplai plasma jauh lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan.

"Terdapat beberapa penyebab mengapa suplai yang ada lebih sedikit dari pada demand akan plasma konvalesen. Pertama, persyaratan untuk mendonor yang sangat ketat, mulai syarat dari usia, keterangan resmi petugas kesehatan, kondisi fisik tertentu, dan yang lain,” ujar Rozali dalam siaran pers yang diterima Republika,co.id, Kamis (21/1).

Dia pun menjelaskan secara rinci persyaratan seseorang yang dapat melakukan donor plasma konvalesen, yaitu:

1. Pernah terkonfirmasi dan telah sembuh dari Covid-19, dengan dibuktikan keterangan hasil test SWAB PCR.

2. Bebas keluhan/gejala Covid-19 minimal 14 hari.

3. Memiliki kadar antibodi dan total titer antibodi dalam jumlah tertentu.

4. Pendonor diutamakan lakil-laki atau wanita yang belum pernah hamil.

5. Pendonor dalam usia antara 17 - 60 tahun.

6. Berat badan minimal 55 kilogram

7. Tidak memiliki penyakit penyerta yang bersifat kronis seperti gagal ginjal, jantung, kanker, kencing manis, diabetes, atau darah tinggi tidak terkontrol.

Dengan ketatnya persyaratan tersebut, menurut Rozali, tidak semua pasien sembuh bisa mendonorkan plasma konvalesennya. Para pasien yang sudah sembuh akan tersortir berdasarkan persyaratan-persyaratan tersebut.

“Meskipun syarat-syarat tesebut terpenuhi dan penyintas Covid-19 bersedia mendonorkan darahnya, terdapat sejumlah kondisi teknis yang turut menghalangi mereka untuk merealisasikan niat mulia tersebut,” ucap Rozali.  

“Sehingga dalam jumlah besar, keduanya menyebabkan minimnya suplai dibanding demand yang memerlukan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement