REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Aksi mogok jualan dilakukan sejumlah pedagang daging sapi di Kota Tangerang, Banten akibat lonjakan harga komoditas tersebut. Menyikapi hal itu, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop UKM) Kota Tangerang meminta pemerintah pusat bisa segera menyelesaikan persoalan ini.
Kepala DisperindagkopUKM Kota Tangerang, Teddy Bayu Putra mengaku telah berkomunikasi dengan Bulog dan membahas persoalan tersebut. "Kami berkoordinasi dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar karena memang kewenangannya ada pada Bulog," ujar Teddy dalam keterangan resmi, Kamis (21/1).
Dia menjelaskan, Pemkot Tangerang meminta Kementerian Perdagangan untuk menambah stok daging sapi di Kota Tangerang. Hal itu dinilai perlu dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan daging sapi di pasar akibat aksi mogok para penjual daging.
"Kami telah mengirimkan surat ke Kementerian untuk meminta penambahan stok daging sapi," ucap Teddy.
Di samping itu, Teddy menyebut, Pemkot Tangerang melalui PD Pasar juga akan berusaha mencari suplai sapi lokal.
Aksi mogok para pedagang daging sapi di Kota Tangerang diketahui berlangsung pada Rabu (20/1) hingga Jumat (22/1). Teddy mengungkapkan, aksi mogok pedagang terutama disebabkan oleh kenaikan harga daging sapi impor dari Australia.
"Untuk wilayah Jadetabek itu kan mengandalkan impor sapi dari Australia. Harga daging sapi impor dari Australia naik secara mendadak sehingga distributor serta pedagang enggak bisa jual karena ketinggian harganya," kata Teddy menjelaskan.
Terkait operasi pasar, Teddy menambahkan, pelaksanaanya nanti akan menyasar para pedagang langsung tapi dilakukan secara daring mengingat kondisi pandemi Covid-19. Terleih, jumlah dagingnya pun terbatas.