REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bersiaga di Pintu Air Manggarai untuk mengantisipasi material sampah yang terbawa banjir bandang di kawasan Puncak, Bogor. Hingga Selasa (19/1) petang, ketinggian air di Pintu Air Manggarai masih normal, yakni 650 sentimeter (cm).
Namun, kondisi arus Sungai Ciliwung mulai deras dan membawa material sampah ukuran kecil serta warna air keruh akibat lumpur. UPK Badan Air menyiagakan personel serta peralatan tambahan di Pintu Air Manggarai sejak petang
Petugas Siaga Banjir Pintu Air Manggarai dari UPK Badan Air DLH DKI Jakarta, Syahrul Alamsyah mengatakan petugas yang disiagakan sebanyak 17 orang, terdiri atasoperator tiga orang, tujuh orang keamanan dan tujuh orang Satgas Banjir. "Kalau normal sih kita biasanya cuma ada dua operator dan empat keamanan, tapi karena ada banjir bandang di hulu Puncak kita diminta siaga," katanya.
Selain personel, UPK Badan Air DLH juga menyiagakan peralatan berupa tambahan mobil pengangkut sampah, yakni satu uni tipe tronton, tiga unit tipe sedang dan dua unit truk tipe kecil. Jika kondisi normal, kendaraan pengangkut sampah yang disiagakan hanya dua unit truk tipe kecil berkapasitas 12 meter kubik (m3).
"Kita antisipasi saja, kalau-kalau material sampah yang dari Puncak jumlahnya banyak, pengerukan harus dilakukan dan sampah yang dikeruk harus segera dibawa ke pembuangan akhir," ujarnya.
Truk tronton bermuatan 30 m3, sedangkan truk ukuran besar berkapasitas 21 m3, disiagakan untuk mengangkut material sampah dari Pintu Air Manggarai. Petugas memperkirakan air dari hulu di Puncak tiba sekitar enam jam dari naiknya permukaan air. Diperkirakan material sampah dari banjir bandang akan sampai ke Manggarai sekitar pukul 20.00 WIB.
Banjir bandang di area Gunung Mas di Desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, pada Selasa pagi. Sebanyak 474 warga mengungsi akibat banjir bandang itu.