REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati, Dessy Suciati Saputri, Uji Sukma Medianti
Di antara lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini, jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh pecah rekor pada hari ini. Tercatat, ada 9.475 pasien Covid-19 yang sembuh pada Senin (18/1) ini sehingga angka kumulatif pasien sembuh menjadi 745.935 orang.
Namun, rekor baru angka kesembuhan harian di atas belum cukup menutup fakta tentang masih parahnya penularan Covid-19 di Tanah Air. Hari ini, tercatat ada 9.086 kasus positif baru. Kendati angka kasus baru menurun dibanding hari-hari sebelumnya, tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian masih tinggi, yakni 28,05 persen.
Turunnya temuan kasus positif hari ini juga sejalan dengan jebloknya kapasitas pemeriksaan. Pada Senin (18/1) dilaporkan 'hanya' 32.381 orang yang diperiksa. Angka ini jauh di bawah jumlah orang yang diperiksa pada hari-hari sebelumnya, seperti 45.358 orang pada Sabtu (16/1) atau 49.466 orang pada Jumat (15/1).
Selain itu, satgas juga melaporkan adanya penambahan angka kematian yang cukup tinggi. Hari ini, dilaporkan ada tambahan 295 pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19. Artinya, sampai saat ini terdapat 26.282 kematian akibat Covid-19.
Data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 hari ini memberi gambaran umum bahwa angka penularan masih tinggi kendati tingkat kesembuhan juga ikut membaik. Selain itu, masalah klasik berupa jebloknya kapasitas testing saat akhir pekan dan hari libur nasional belum juga ada solusinya.
Rekor baru angka kesembuhan harian memang seperti tidak ada artinya jika merujuk pada tingkat keterisian rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Tanah Air. Banyaknya orang yang terinfeksi virus corona pascalibur Natal dan tahun baru lalu dan kemudian dirawat di RS rujukan membuat fasilitas kesehatan penuh.
Kasubdit Tracing Satgas Penangan Covid-19 Kusmedi Priharto mengakui, tingkat penyembuhan pasien Covid-19 cukup tinggi, yaitu 85 persen. Namun, yang menjadi masalah adalah pasien Covid-19 membutuhkan waktu perawatan yang cukup lama jika harus sampai dirawat di RS.
"Kalau dilihat dari angka tersebut memang yang positif dibandingkan yang harus dirawat di rumah sakit memang tidak terlalu tinggi. Namun, perawatan pasien itu membutuhkan waktu antara 10 hari, bahkan ada yang memakan dua bulan hingga tiga bulan," katanya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Update RSD Covid-19 Wisma Atlet: Kesiapan Pascalibur Natal dan Tahun Baru, Senin (18/1).
Masa rawat yang panjang ini membuat rumah sakit betul-betul penuh, sehingga masyarakat menjadi kebingungan mencari tempat perawatan. Padahal, dia melanjutkan, biasanya orang yang sakit dan menjalani perawatan medis cukup hanya selama dua atau tiga hari dirawat kemudian pulang.
"Namun, lamanya perawatan ini membuat keterisian tempat tidur di rumah sakit betul-betul penuh karena harus menunggu pasien pulang," katanya.