REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Febryan A, Muhammad Fauzi Ridwan
Penularan Covid-19 di Tanah Air melonjak usai libur natal dan tahun baru (nataru) lalu yang mayoritas diduga berasal dari klaster keluarga. Sepekan terakhir, telah terjadi empat kali pemecahan rekor jumlah kasus harian Covid-19 dengan rata-rata di atas 10 ribu kasus per hari.
"Makanya sejak awal kami berkampanye menggunakan tagline pesan ibu karena sudah memprediksi bahwa risiko penularan bisa terjadi di tingkat keluarga. Klaster keluarga paling berisiko karena sangat cepat menularnya," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Update RSD Covid-19 Wisma Atlet: Kesiapan Pasca Libur Natal dan Tahun Baru, Senin (18/1).
Sebab, dia menjelaskan, masyarakat tidak mungkin menerapkan protokol kesehatan ketika berada di rumah. Artinya menjaga jarak, memakai masker di tempat tinggal agak sulit.
Persoalan ditambah dengan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi. Sonny menambahkan, ada dua jalur penularan virus dalam klaster keluarga yaitu orang dari luar kemudian berkunjung ke keluarga atau anggota keluarga yang melakukan aktivitas di luar.
"Sehingga, saat ini kami juga melakukan edukasi yang lebih lengkap. Para duta perubahan perilaku melakukan intervensi ke keluarga," katanya.
Sonny menambahkan, konten edukasi bukan hanya mengenai mematuhi protokol kesehatan. Melainkan juga, sikap bagaimana kalau ada anggota keluarga beraktivitas di luar dan pulang ke rumah, termasuk membersihkan diri atau mandi.
Kasubdit Tracing Satgas Penangan Covid-19 Kusmedi Priharto menambahkan, klaster keluarga, klaster perumahan, dan klaster kantor banyak muncul usai libur nataru.
"Memang tidak bisa dilihat darimana, bisa dari klaster perkantoran yang dibawa ke rumah atau klaster perkampungan atau perumahan," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menyebutkan petugas Satgas Penanganan Covid-19 berjumlah lebih dari 1.000 orang mencari orang yang terinfeksi virus ini. Harapannya, ketika ditemukan ada anggota masyarakat yang positif virus ini dan segera diisolasi maka bisa mengurangi penularan.
Paling tidak, dia melanjutkan, orang yang terinfeksi virus ini bisa ditemukan dalam kondisi yang masih ringan sehingga tidak memberatkan rumah sakit yang merawat pasien. Kendati demikian, pihaknya mengakui upaya ini belum maksimal. Ini terlihat masyarakat yang masih berkumpul padahal saat ini tengah diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.
"Jadi, perlu enforcement yang tegas dari pemerintah untuk bisa menertibkan mereka-mereka yang ada di lapangan," katanya.