REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Sebanyak 796 orang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di sejumlah perusahaan yang bekerja sama dengan PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, telah kembali ke negara asalnya, China. Kepala Dinas Tenaga Kerja Bintan Indra Hidayat mengatakan TKA tersebut kembali ke China pada Januari-Oktober 2020 sebanyak 194 orang, dan November 2020- 6 Januari 2021 mencapai 602 orang.
"Jumlah TKA yang bekerja di-KEK Galang Batam pada Agustus 2020 hingga 6 Januari 2020 mencapai 1.782 orang, namun yang sudah kembali ke China sebanyak 796 orang sehingga yang masih tersisa 986 orang," ujarnya di Tanjungpinang, Ahad (17/1).
Indra menjelaskan seluruh TKA hanya mendapatkan izin untuk bekerja di-KEK Galang Batang yang dikelola PT BAI selama enam bulan. Namun, berdasarkan data kepulangan TKA ke China, para TKA tersebut bekerja di Galang Batang tidak mencapai enam bulan sudah kembali ke China.
TKA asal China itu memiliki keahlian tertentu dalam mendukung kegiatan perusahaan menjelang operasional produksi. Setelah kegiatan operasional dilaksanakan, jumlah TKA yang bekerja tidak sebanyak seperti yang terjadi sekarang.
"Mereka itu tidak langsung bekerja dengan PT BAI, melainkan perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan PT BAI," katanya.
Sementara jumlah tenaga kerja dari berbagai daerah di Indonesia yang bekerja di-BAI sebanyak 3 ribu orang. Sebanyak 900 orang di antaranya berasal dari Bintan.
PT BAI membutuhkan sekitar 20 ribu tenaga kerja saat perusahaan itu sudah memproduksi alumina. Operasional produksi alumina mulai dilaksanakan paling cepat April 2021.
"Ada komitmen yang dibangun antara Pemkab Bintan dengan PT BAI untuk mengutamakan pekerja lokal bekerja di perusahaan itu. Yang harus dipersiapkan adalah ketrampilan tenaga kerja produktif," tuturnya.