REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan usai pelaksanaan program padat karya Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) atau restorasi terumbu karang di Bali, masyarakat mulai merawat dan menyulam kebun karang tersebut.
"Selain membersihkan sampah, masyarakat juga melakukan penyulaman bibit karang yang ditanam di struktur,” ujar Direktur Jasa Kelautan KKP Miftahul Huda dalam siaran pers, Ahad (17/1).
Di salah satu lokasi ICRG yang berada di Buleleng, Pokmaswas Penimbangan Lestari Desa Baktiseraga terpantau sedang melakukan pemeliharaan struktur kebun karang pada Kamis (7/1). Pemeliharaan struktur dilakukan dengan melakukan pembersihan sampah yang tersangkut di struktur heksagonal.
Huda mengungkapkan, sejak awal program ini adalah ditujukan untuk masyarakat di Bali, dikerjakan oleh masyarakat Bali dan akan kembali manfaatnya secara jangka panjang untuk Bali.
"Harapannya tentu saja masyarakat bisa menjaga dan merawat kebun karang ICRG yang telah dibangun dan dapat menuai manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung,” ucapnya.
Program padat karya yang bergulir sejak Oktober 2020 ini dilakukan di lima lokasi di Bali, yakni Pulau Nusa Dua, Pandawa, Serangan, Sanur, dan Buleleng. Total dana yang digelontorkan untuk menyukseskan ICRG lebih dari Rp 111 miliar, bersumber dari pemerintah pusat dan daerah. Data yang dihimpun menunjukkan tenaga kerja yang terserap dalam kegiatan ICRG ini lebih dari 10.171 orang.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP TB Haeru Rahayu juga menyatakan bahwa sepanjang tahun 2020, pihaknya telah menanam 2.975.129 batang mangrove dengan luas area mencapai 448.18 hektare (ha) di berbagai daerah.
"Luasan ini melampaui target yang ditetapkan sebesar 200 ha," katanya.
Penanaman mangrove dilakukan di 18 kabupaten/kota di Indonesia, yaitu Aceh Jaya, Aceh Selatan, Pesisir Selatan, Lampung Timur, Pesawaran, Indramayu, Brebes, Cirebon, Karawang, Sidoarjo, Sampang, Probolinggo, Pasuruan, Rembang, Sambas, Singkawang, Mempawah, dan Penajam Pesisir Utara.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP memaparkan bahwa kegiatan penanaman mangrove di 18 lokasi dilakukan secara padat karya dengan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 2.645 orang.
“Selain bertujuan untuk pemulihan ekosistem pesisir, pada tahun 2020 kegiatan penanaman mangrove disandingkan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya," ujarnya.
Hal itu, ujar dia, bertujuan antara lain untuk membantu masyarakat pesisir yang terdampak pandemi, khususnya masyarakat sekitar hutan mangrove. TB Haeru Rahayu menjelaskan mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Untuk itu, lanjutnya, program penanaman mangrove akan dilanjutkan pada tahun 2021.