REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kemenko Kemaritiman dan Investasi mengklaim program restorasi terumbu karang yang merupakan bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Bali berjalan sesuai rencana dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Pulau Dewata.
Program pelestarian terumbu karang dan ekosistem pesisir yang diwujudkan melalui Indonesia Coral Reef Garden (ICRG atau PEN ICRG) dipimpin oleh Kemenko Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan target program di empat titik, yaitu Sanur, Serangan, Nusa Dua, Pandawa, dan Buleleng.
"Program ICRG sudah berjalan sesuai yang direncanakan dan program ini dimulai dari Bali, tepatnya di wilayah Sanur, Serangan, Nusa Dua, Pandawa, dan Buleleng," kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Kemaritiman dan Investasi Safri Burhanuddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/1).
Kegiatan tersebut melibatkan sekitar 11 ribu orang yang terdiri dari berbagai macam latar belakang, mulai dari para pematung, penjual makanan, pemandu wisata, pelayan hotel, penyewaan mobil atau kendaraan, masyarakat lain yang kehilangan pekerjaan akibat kegiatannya berhubungan langsung atau tidak langsung dengan aktivitas pariwisata, serta melibatkan juga para pecalang atau pengelola adat di kawasan pariwisata.
Safri menjelaskan ada tiga kegiatan utama program PEN ICRG yakni riset dan inovasi tempat pengembangbiakan dan transplantasi, pemberdayaan masyarakat, dan ekonomi kreatif. Lokasi tempat program PEN ICRG berlangsung juga diklaim memberikan lapangan kerja dan perputaran ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.
Secara rinci, tercatat bahwa di wilayah Sanur, program tersebut melibatkan 2.378 orang untuk target luasan kebun atau taman karang sekitar 8 hektare. Di kawasan Serangan, program itu melibatkan 1.588 orang untuk taman karang sekitar 6 hektare sejumlah 12 blok.
Di Nusa Dua, program tersebut melibatkan 3.225 orang dengan target taman karang seluas 25 hektare yang terdiri dari 20 blok. Wilayah lainnya, yakni Pandawa, telah melibatkan 1.186 orang dengan target luasan 7 hektare.
Terakhir, yakni wilayah Buleleng, akan disebar di beberapa tempat seperti Les, Bondalem, Pacung, Penimbangan, Pantai Happy, dan Kaliasem, di mana nanti akan ada taman karang dengan target sebesar 4 hektare yang terdiri dari 15 blok. Safri berharap, keberhasilan program PEN ICRG akan terus berlanjut di 2021.
"Ke depannya Program ICRG yang merupakan bagian dari PEN ini, kami harap dapat kita lanjutkan. Bukan hanya di Bali, tetapi di berbagai wilayah lain di Indonesia," imbuhnya.
Sejumlah testimoni diberikan masyarakat setempat atas berjalannya program PEN ICRG. Seorang instruktur penyelam dan pengrajin patung di Serangan, I Ketut Paramata, misalnya, mengungkapkan program PEN ICRG telah membantu masyarakat pesisir untuk kembali beraktivitas di tengah lesunya industri pariwisata di tengah pandemi.
"Kami bisa berkarya lagi, khususnya bagi para pengrajin patung, di mana kami bisa kembali membuat instalasi patung yang nantinya ditaruh di bawah air sebagai tempat tumbuhnya karang," katanya.
Sementara itu, perwakilan masyarakat adat Desa Putuh di wilayah Pandawa I Ketut Suwena menyampaikan harapannya mengenai program PEN ICRG dari pemerintah agar dapat terus dilanjutkan.
"Kami sangat senang dengan adanya Program ICRG ini, karena betul-betul berdampak bagi masyarakat di kawasan pesisir. Kami di desa adat ini merasa terbantu di masa pandemi Covid-19, karena perekonomian kami tetap berjalan. Kami harap, program pemerintah ICRG ini dapat dilanjutkan di tahun mendatang," ujar dia.