Senin 29 Aug 2022 13:23 WIB

Indonesia Ajak Negara G20 Dukung Restorasi Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang berfungsi sebagai penunjang biota perairan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Wisatawan didampingi Wakatobi Dive Trip berada di dalam laut di Kecamatan Tomia, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa (22/3/2022). Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara bersama Pemerintah Kabupaten Wakatobi terus mempromosikan wisata laut daerahnya yang memiliki sekitar 942 spesies ikan dan 750 spesies terumbu karang yang hidup di bawah lautnya.
Foto: Antara/Jojon
Wisatawan didampingi Wakatobi Dive Trip berada di dalam laut di Kecamatan Tomia, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa (22/3/2022). Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara bersama Pemerintah Kabupaten Wakatobi terus mempromosikan wisata laut daerahnya yang memiliki sekitar 942 spesies ikan dan 750 spesies terumbu karang yang hidup di bawah lautnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengajak negara-negara G20 untuk bersama-sama melakukan restorasi terumbu karang di Indonesia. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi (Marves) Jodi Mahardi dalam workshop menuju Ocean 20 bertajuk No Coral Reef Behind di Bali, Ahad (28/8/2022), mengatakan diperlukan aksi nyata agar penambahan kerusakan pada terumbu karang tidak terjadi serta untuk meningkatkan kondisi kesehatan karang di laut Indonesia.

"Salah satu aksi nyata tersebut adalah dengan melakukan konservasi dan restorasi melalui program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG)," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (29/8/2022).

Baca Juga

Jodi mengungkapkan tujuan dari ditentukannya area konservasi adalah untuk melindungi dan memanfaatkan fungsi ekosistem terumbu karang sebagai penunjang biota perairan sekitar karang saat ini maupun yang akan datang. "Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia serta pemerintah daerah saat ini telah mengaplikasikan fungsi konservasi tersebut. Area konservasi terbukti dapat melindungi area pesisir pada pulau-pulau kecil dan menciptakan manajemen lingkungan yang berkelanjutan," ungkapnya.

Jodi juga mengatakan kesadaran atas pentingnya terumbu karang telah dimulai sejak 1998 dengan adanya The Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap). Coremap terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap inisiasi, tahap akselerasi, dan terakhir tahap penguatan institusi dengan total investasi sebesar lebih dari 170,77 juta dolar AS.

"Implementasi Coremap di Indonesia tidak hanya memperbaiki kondisi karang, tapi berimplikasi pula pada peningkatan keanekaragaman biota laut yang secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir," tuturnya.

Senada, Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup, Air, dan Pertanian Arab Saudi Osama Faqeeha menegaskan pentingnya kesehatan terumbu karang bagi kesejahteraan masyarakat serta kondisi kesehatan lingkungan umumnya. "Seperti yang dikatakan Deputi Jodi, kita tidak akan dapat melindungi terumbu karang kita dengan baik jika kita tetap melaksanakan kebijakan seperti biasa. Diperlukan langkah drastis untuk menyelamatkan karang dunia," kata Osama.

Osama mengatakan untuk menunjukkan keseriusan negaranya, Kerajaan Arab Saudi akan berkontribusi sebesar 10 juta dolar AS setiap tahunnya pada 10 tahun pertama untuk mendukung program konservasi dan restorasi karang.

Dirinya juga mendorong negara lain, baik yang tergabung dalam G20 maupun tidak, serta sektor swasta untuk memberikan sumbangsih. Hal senada juga ditunjukkan Yabanex Bastita dari perwakilan Organisasi Pendanaan Terumbu Karang Dunia (GFCR), yang akan memprioritaskan Indonesia sebagai target dalam program restorasi dan konservasi terumbu karang.

Melalui workshop tersebut, Jodi mengungkapkan rencana untuk membentuk Coral Stock Center (CSC) dan membangun Global Center of Excellence (GCoE) on Coral Reef sebagai pusat ilmu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkait ekosistem terumbu karang yang pertama di dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement