REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Aktivitas Gunung Semeru, di Jawa Timur (Jatim), meningkat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laporannya mengatakan, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa itu, mengalami erupsi, pada Sabtu (16/1) petang.
Aktivitas vulkanologi gunung api tersebut, menguarkan awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur 4,5 kilo meter (Km). “Menurut laporan pengamatan visual sementara, terlihat asap meluncur ke arah tenggara,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (16/1).
Awan panas Semeru tersebut, diperkirakan dari kawah Jonggring Saloko. “Sedangkan untuk abu vulakanik, diperkirakan mengarah ke utara menyesuaikan arah angin,” kata Jati.
Masih menurut BNPB, aktivitas Gunung Semeru ini, sudah dalam pemantauan. BNPB, dikatakan Jati, mulai berkodinasi dengan Bupati Lumajang Thoriqul Haq. “Gunung Semeru Mengeluarkan awan panas dengan jarak 4,5 kilo meter. Daerah di sekitar Sumber Muju dan Desa Curah Koboan, saat ini menjadi titik guguran awan panas,” begitu kata Jati.
Adapun status Gunung Semeru saat ini, menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masih tetap berada di level II, atau waspada. BNPB pun mengimbau agar masyarakat yang berada dalam radius Gunung Meru, mengantisipasi situasi dengan kewaspadaan tinggi. Terutama, kata dia, mengantisipasi potensi sapuan awan panas, dan lahar dingin.
“Dalam hal ini, khususnya masyarakat di sekitar daerah aliran Sungai Curah Koboan agar tetap waspada menghadapi adanya curah hujan tinggi. Sebab itu, dapat memicu banjir lahar dingin,” kata Jati.
Dikatakan dia, sampai Sabtu (16/1) malam, kordinasi, dan komunikasi BNPB dengan kementerian, maupun lembaga, serta otoritas lain, terus dilakukan untuk perbaruan informasi. “Belum ada laporan korban jiwa atas peristiwa ini,” kata Jati.