REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan, saat ini 34 persen dari kapasitas total seluruh rumah sakit (RS) di DKI Jakarta sudah dialokasikan untuk pasien COVID-19. Sementara, 13 RSUD di DKI Jakarta sudah penuh untuk menangani pasien COVID-19.
"Jadi kita ingin tunjukkan bahwa sudah 34 persen kapasitas tempat tidur di DKI sudah untuk COVID. Kita tahu bahwa 13 RSUD kita sudah penuh untuk COVID. Artinya jumlah tempat tidurnya sudah didedikasikan untuk COVID semua," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Jumat (15/1).
Widyastuti menyatakan, pihaknya terus mengupayakan penangan pandemi di DKI Jakarta secara menyeluruh. Salah satunya, menambah kapasitas ruangan isolasi mandiri bagi warga yang terpapar COVID-19.
"Ada koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah melalui penyiapan hotel untuk tempat tempat isolasi terkendali yang kita koordinasi pemerintah. Juga ada beberapa hotel yang sudah secara mandiri. Kita tahu warga DKI sangat heterogen mulai dari kelas elit sampai yang perlu kita bantu, kita siapkan pilihannya, silahkan warga memilih," tuturnya.
Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta juga kini tengah mempersiapkan penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 hasil kolaborasi BUMN dan swasta. Nantinya, manajemen maupun operasional rumah sakit akan diatur oleh ketiga unsur.
"Terakhir, kita kolaborasi pemodelan baru kerja sama RS swasta yang baru dibentuk bersama dengan RS BUMN, dengan penguatan regulasi dari kita (RS Ukrida). Jadi, antara pemerintah, swasta, BUMN bekerja dalam satu RS, sarana disiapkan oleh swasta, SDM dan manajerialnya disiapkan BUMN dan penyiapan regulasi dan penyiapan informasi dari pemerintah. Kalau ini sukses kita coba replikasi di RS lain," ucapnya.
Widyastuti juga menyebutkan bahwa semua upaya ini tak akan berarti tanpa partisipasi dari masyarakat dalam memberantas virus Corona. Karenanya, ia mengingatkan agar masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
"Tentu sekali lagi seberapa banyak pun jumlah yang kita siapkan tanpa dibarengi intervensi yang kuat dan penyadaran bahwa selalu menjaga prokes dan intervensi dengan vaksinasi tentunya akan terus kita bantu. Tapi sekali lagi, sebanyak apa pun tentu kalau kedisiplinan terhadap prokes nggak disiplin, nanti akan menjadi sumber penularan baru," tuturnya.